Massa Kepung Kantor Wali Kota Ternate: Turunkan Harga-Tolak 3 Periode
- Ikbal Hamzah/tvOne Ternate
VIVA – Unjuk rasa yang digelar pada 11 April 2022, berlangsung di berbagai daerah di Indonesia termasuk Provinsi Maluku utara, Tepatnya di Kota Ternate, Senin. Ratusan massa aksi yang tergabung dari  berbagai elemen organisasi, mulai memadati kawasan land mark atau tepat di Kantor Wali Kota Ternate.
Massa aksi yang dilengkapi dengan sound system ini mendesak pemerintah menurunkan harga BBM, harga sembako, tolak perpanjangan presiden 3 periode, dan menstabikan harga sembako dan minyak goreng.
Dari pantauan tvonenews, masa aksi ini berasal dari berbagai kampus di Kota Ternate, mereka mendesak pemerintah membatalkan pembangunan IKN, turunkan harga BBM, turunkan PPN, turunkan harga minyak goreng dan menjamin stok minyak goreng di pasaran, turunkan harga bahan pokok menolak penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode.
"Situasi kehidupan masyarakat Indonesia hari ini semakin tidak ada jaminananya dan orang miskin terus terlantar, kebutuhan BBM suda menyentuh semua aspek kehidupan sosial, jika terjadi tekanan terhadap kenaikan harga BBM maka akan berpengaruh pada harga barang jasa lainnya (sembilan bahan pokok dll)," kata salah massa aksi
Menurutnya, kenaikan harga BBM yang disertai dengan peningkatan harga barang lainnya akan membuat daya beli masyarakat menurun, dengan situasi seperti ini memberatkan masyarakat kecil atau kelas ekonominya rendah.
"Saat momen kenaikan harga BBM berdekatan dengan hari raya lebaran dan massa liburan sekolah. Padahal BBM dan minyak goreng serta sembako adalah penyambung hidup masyarakat yang di desa maupun di kota, dan jika terjadi kelangkaan maka akan membebani hidup yang semakin parah," tuturnya.
Ia mengatakan kondisi di pusat kota Ternate saat ini, dari pasar Gamalama hingga kelurahan di bagian utara dan selatan semua terdampak tekanan inflasi (kenaikan). Di SPBU, harga jual BBM jenis pertamax naik Rp.12.750 per liter. Di tingkat pengecer Rp.15.000, sementara untuk jenis pertalite tidak berubah, tetapi di kisaran Rp7.250 per liter. Di tingkat pengecer jadi Rp.12.000.
"Kenaikan BBM berjenis non subsidi membuat selurah sendi-sendi kebutuhan pokok masyarakat juga ikut naik, sehingga menambah penderitaan bagi rakyat Indonesia dalam menjangkau kesejahteraan. Walaupun dalil pemerintah adalah kenaikan BBM karena akibat dari harga BBM dunia di pasar internasional. naik sehingga pemerintah indonesia juga menyesuaikan harga pasar nasional," ujarnya
Aksi ini dikawal ratusan aparat kepolisian dari Polres Ternate dan Polda Maluku utara, serta Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ternate.
Laporan: Ikbal Hamzah/tvOne Ternate