Program BLT Cermin Pemerintah Kalah Hadapi Mafia Minyak Goreng
- bbc
BLT dinilai `percuma` jika minyak goreng curah masih langka
Bhima Yudhistira dari Celios berpendapat pemberian BLT akan "percuma" apabila pemerintah tidak bisa menjamin ketersediaan stok minyak goreng curah, yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, termasuk para pedagang kaki lima.
Sedangkan apabila mereka harus beralih dengan membeli minyak goreng kemasan yang stoknya lebih melimpah, nominal BLT sebesar Rp100.000 perbulan dianggap "terlalu kecil".
"Disparitas harga antara Jawa dan luar Jawa itu sangat lebar, di Sulawesi harga minyak goreng kemasan bisa lebih dari Rp45.000 per liter, untuk rumah tangga saja tidak mencukupi BLT itu," kata Bhima.
"Belum lagi untuk PKL, Rp100.000 hanya cukup untuk kebutuhan dua sampai tiga hari. Dengan nominal ini dipukul rata tentu tidak adil," lanjut dia.
Belum lagi jumlah penerima BLT yang dianggap belum mencakup masyarakat yang dalam kondisi rentan miskin. Begitu pula jumlah PKL yang dialokasikan hanya sebanyak 2,5 juta, sedangkan jumlah UMKM di Indonesia mencapai 60 juta.
"Kebijakan BLT ini akan menimbulkan ketimpangan, distribusi yang justru tidak merata, lalu dikasih uang tapi kalau barangnya langka kan percuma," ujar Bhima.
Baca juga: