Terapi Cuci Otak ala Terawan di RS Tentara Solo Tetap Beroperasi

Rumah Sakit Tentara (RST) Slamet Riyadi Solo
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Rumah Sakit Tentara (RST) Slamet Riyadi Solo tetap membuka pelayanan terapi metode digital substraction angiography (DSA) atau yang lebih dikenal dengan terapi ‘cuci otak’ menyusul keputusan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang memberhentikan mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto.

Tips dari IDI Bandung Barat untuk Atasi Mastitis dengan Cepat dan Aman

Terapi cuci otak hasil inovasi Terawan tidak hanya di RSPAD Gatot Subroto tetapi juga membuka pelayanan di Solo, tepatnya di RST Slamet Riyadi, Solo. Bahkan saat itu Terawan ikut hadir saat pembukaan terapi DSA di RST Slamet Riyadi Solo pada 12 Agustus 2022.

Komandan Komando Resor Militer 074 Warastratama Kolonel Inf Achiruddin menegaskan bahwa layanan terapi DSA di RST Slamet Riyadi tetap dibuka seperti biasa, meskipun penggagas metode itu, Terawan, dipecat sementara oleh Majelis Kode Etik Kedokteran IDI.

IDI Praya Ungkap 4 Penyebab Utama Epilepsi dan Obat untuk Mencegahnya

“Tetap jalan, tidak ada masalah, karena itu pelayanan buat prajurit TNI dan keluarga,” kata mantan Komandan Grup A Paspampres saat ditemui di rumah dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung, Selasa, 29 Maret 2022.

Eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto

Photo :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Mengenal Derma Roller dan Pentingnya Memilih Dokter Kecantikan yang Kompeten

Dia mengungkapan, dokter yang mengoperasikan metode terapi cuci otak tidak hanya Terawan tetapi juga terdapat tenaga ahli lainnya. Bahkan di Solo layanan terapi DSA dilakukan oleh tenaga ahli dari tim Terawan. Ia menyebut bahwa perselisihan antara mantan Terawan dengan IDI merupakan masalah pribadi.

“Ini ada hubungan pribadi antara urusan personal dokter Terawan dengan IDI. Kalau terkait dengan RST, enggak ada masalah. Proses itu tetap berjalan karena ini untuk kebaikan, kesehatan dan juga kepentingan prajurit dan keluarga,” ujarnya.

Mengenai jumlah pasien yang telah menjalani terai cucu otak, ia mengaku tidak mengetahui jumlah pastinya. Sebab Korem 074 Warastratama hanya sebagai supervisi sedangkan pihak yang mengetahui jumlah pasien merupakan kewenangan pihak rumah sakit.

Ketika disinggung mengenai keberadaan Terawan di RST Slamet Riyadi Solo, Achiruddin mengungkapkan bahwa mantan Direktur RSPAD Gatot Subroto itu tidak terlalu sering datang ke RST. Kebaradaan layanan metode DSA itu juga tetap akan beroperasi di sana.

"Enggak ada [komplain], semua bagus. Kita mengacu kepada perintah pimpinan komando atas: selama dari pimpinan Angkatan Darat masih membolehkan, tidak ada masalah,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya