Geram, Yorrys Sebut KSPSI Jumhur Inkonstitusional
- Humas BPJAMSOSTEK
VIVA – Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Yorrys Raweyai, merespon klaim kubu Jumhur Hidayat yang menggelar kongres dan mendapuknya sebagai ketua umum. Yorrys menyebut kongres yang digelar tersebut adalah inkonstitusional.
"Saya memahami dan saya tahu kualitas Jumhur itu, pertama seorang aktivis dan (pernah) berkiprah di pemerintahan. Jadi beliau pasti memahami regulasi tentang keorganisasian," kata Yorrys kepada wartawan Senin, 28 Maret 2022.
Yorrys meyakini, ada tendensi politik dalam penyelenggaraan kongres yang mendapuk Jumhur sebagai ketua umum. Dia menegaskan akan menata ulang organisasi KSPSI secara menyeluruh seusai kubunya menggelar kongres ke-X di Jakarta pada 30-31 Maret 2022.Â
"Mengenai legalitas kita tidak bisa main-main," ujar dia.
Dia mempersilakan Jumhur dan timnya untuk membuat organisasi buruh baru. Sebab, itu semua diatur dalam Pasal 28 UUD 1945 tentang berserikat, berkumpul, dan berorganisasi.
"Tapi dalam proses itu ada aturan-aturan hukum yang harus kita patuhi, seperti kami logo dan simbol-simbol ini yang terdaftar di HKI (Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual), itu punya kami. Nah dia daftar kapan? Nah saya sendiri enggak tahu dan kita lihat saja proses hukumnya sampai sejauh mana," jelas Yorrys.
Dia menegaskan kepengurusannya adalah yang sah. Bahkan, Kongres ke-X KSPSI yang digelar kubunya akan dihadiri Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.
"Tapi saya sayangkan bahwa apa yang dilakukan (kubu Jumhur) ini sudah menyimpang dari aturan hukum yang berlaku. Dan kita solid semua. Dia hanya klaim dengan kongres hanya 1,5 jam dan melantik beliau, siapa yang melantik juga? Diakui oleh siapa dari pihak pemerintah? Karena seperti kami kementerian/lembaga akan hadir sebagai pembicara sambutan dan lain sebagainya," bebernya.
Yorrys menambahkan Kongres ke-X KSPSI akan dihadiri 13 federasi secara langsung. Sedangkan, empat federasi lainnya akan mengikuti secara daring.
Senator asal Papua itu menyampaikan, kongres akan fokus membahas soal tantangan buruh dan pekerja ke depannya. Salah satunya, merevisi AD/ART KSPSI yang akan dibahas bersama kelompok federasi buruh.
"Revisi AD/ART itu penting untuk membangun sistem agenda penting bagi generasi muda pekerja di dalam menjawab tantangan yang bersentuhan dengan buruh," katanya.