Guru Besar hingga Dekan Fahutan Se Indonesia Kumpul di IKN Bahas Ini
- Dokumentasi KLHK.
VIVA – Pemerintah berkomitmen untuk mengawali pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara dengan merehabilitasi hutan yang ada. Hal itu dilakukan sebagai bagian upaya memulihkan hutan alam Indonesia.Â
Kementerian Lingkungan Hidu dan Kehutanan (KLHK) pun melibatkan kalangan akademisi dan praktisi komunikasi publik untuk mewujudkan hal tersebut. Diskusi dengan para guru besar dan dekan Fakultas Kehutanan (Fahutan) se Indonesia pun digelar pekan ini untuk berdiskusi dan menerima masukan dari mereka.
Menteri LHK Siti Nurbaya pada diskusi yang bertajuk Langkah-langkah Operasional Penerapan Forest City IKN, yang digelar di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, menegaskan komitmen pemulihan hutan itu.
"Pembangunan IKN ini akan beriringan dengan langkah-langkah pemulihan lingkungan. Bukan sekadar jargon karena memang harus kita lakukan," ujar Siti dikutip, Minggu, 27 Maret 2022.
Dia mengungkapkan, peran praktisi dan akademisi dalam upaya pembangunan IKN ditegaskan sangat penting. Sehingga, upaya pemulihan hutan yang dilakukan Pemerintah bisa berjalan maksimal.
"Oleh karena itu, pertemuan ini merupakan sebuah permulaan," kata Siti.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, G Budisatrio Djiwandono mengatakan, diskusi ini merupakan langkah yang baik dalam upaya mewujudkan pembangunan IKN dengan konsep forest city. Sebab, merupakan kesempatan untuk memperbaiki tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan, tidak hanya untuk  areal IKN itu sendiri, tetapi di daerah penyangga IKN juga.
"Kita akan membangun IKN dengan konsep forest city, green city, atau smart city, mari kita lakukan dengan baik dan benar, serta tidak tanggung-tanggung,"katanya.
Namun demikian, dirinya menegaskan bahwa yang tidak kalah penting dari pembangunan berbagai aspek fisik, yaitu pembangunan aspek sosial yaitu sumber daya manusia.
Sejalan dengan hal tersebut, Deputi VI Bidkor Kesbang Kemenko Polhukam, Janedjri MÂ Gaffar, mengatakan pihaknya turut mengawal dan menjaga aspek politik, hukum, dan keamanan, sehingga dapat tercapai tujuan pembangunan IKN ini.
"Sesuai arahan Menkopolhukam, pada pertemuan ini kami akan banyak mencatat apa tantangan yang dihadapi dalam proses pembangunan IKN, yang terkait tugas Kemenkopolhukam," ucapnya.
Sedangkan, dari sisi akademis, Ketua Forum Pimpinan Lembaga Pendidikan Tinggi Kehutanan Indonesia (FOReTIKA) Naresworo Nugroho mengungkapkan, ada sejumlah masukan terhadap konsep forest city IKN, termasuk rencana sistem cluster endemik Indonesia.Â
Dia menyampaikan, penerapan konsep ini idealnya 50 persen porsi tanamannya asli dari Kalimantan. Selain itu, pola tanamannya dapat menerapkan sistem silfikultur melalui kolaborasi Kementerian, Lembaga dan swasta.
"Kami juga melihat IKN ini akan menjadi laboratorium lapang yang sangat besar. Kami berharap dapat terlibat dalam memanfaatkan dan kolaborasi sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi," ungkapnya,
Siti meyakini bahwa dengan melibatkan akademisi, akan banyak didapat novelty baru keilmuan dalam rumpun ilmu Kehutanan maupun Ilmu Lingkungan.
Ia pun mengajak para Guru Besar dan Dekan se-Indonesia untuk bisa bersama mempelajari sosiologis yang terjadi di lapangan dalam relevansi ilmu kehutanan.
Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kristina Kahkonen, menyampaikan dari kunjungan ke lapangan, dirinya melihat upaya serius Pemerintah Indonesia, khususnya KLHK, untuk merestorasi hutan. Mengingat betapa pentingnya hutan, tentu upaya restorasi, konservasi, dan rehabilitasi pun sangatlah vital.
Berdasarkan pengalaman, Satu Kahkonen menyampaikan ada tiga prinsip umum dalam mendukung keberhasilan restorasi hutan. Yaitu perencanan yang matang, dengan melibatkan masyarakat setempat dan Pemda; tetap menjaga hutan yang masih ada; dan perlu adanya skema insentif.