Pagar Nusa, Dakwah NU dan 'Wasiat' Gus Maksum

Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa.
Sumber :
  • VIVA/Syaefullah

VIVA – Ratusan orang berseragam serba hitam baik laki-laki maupun perempuan berjejer di atas tribun Gedung Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

Mereka mengenakan seragam masing-masing. Ada juga dari mereka yang mengenakan kaos warna hitam dilapisi jaket orange, dan mengenakan jaket warna hijau serta mengenakan peci hitam. 

Semangat tampak dari raut wajah mereka begitu menyaksikan khidmatnya acara pembukaan Kejuaran Nasional (Kejurnas) dan Festival IV Pagar Nusa selama 25-27 Maret 2022. 

Sebanyak 407 atlet dari 19 kontingen dari berbagai Provinsi siap berlaga dan bertarung dalam Kejurns dan Fetival IV Pagar Nusa tersebut.

Para pendekar Pagar Nusa yang bertanding berasal dari berbagai daerah di Tanah Air. Mulai dari Provinsi Jambi, Provinsi Lampung, Provinsi Nusa Tenggara Barat hingga Provinsi Bali. 

Kemudian, ada perwakilan pencak silat dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatera Selatan, Papua, Kepulauan Riau dan  Sulawesi Tenggara. 

Pembukaan Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa.

Photo :
  • VIVA/Syaefullah

Ketua Umum Pengurus Pusat Pagar Nusa, Muchammad Nabil Haroen berpesan, Pagar Nusa harus berdikari, mandiri serta tidak merepotkan orang lain. Pagar Nusa harus bisa menjadi contoh.

"Alhamdulillah Pagar Nusa dari sejak berdiri sampai sekarang sudah melahirkan banyak kader-kader terbaik," ujar Muchammad Nabil di lokasi, Jumat, 25 Maret 2022. 

Tentunya, kiprah Pagar Nusa sejak beridiri hingga sekarang sudah biasa menghadapi tantangan. Pagar Nusa akan terus menjaga NU dan bangsa.

"Kita selalu diamanatkan oleh para kiai untuk menjaga NU dan bangsa. Sebagaimana namanya Pagar Nusa. Maka kita sudah teruji berkali kali. Menghadapi gerakan separatis menghadapi intoleran, radikal dan kita selaku kader siap mengawal, semua itu atas restu dari para kiai," ujar Gus Nabil, akrabnya disapa 

Lebih lanjut, Gus Nabil menuturkan bahwa Kejurnas kali merupakan ajang untuk mengevaluasi persiapan atlet di masing-masing daerah. Karena atlet-atlet yang bertanding Kejurnas ini diseleksi melalui kejuaraan tingkat cabang, maupun kejuaraan tingkat wilayah.

Jadi, lanjut dia, ini merupakan ajang untuk mengevaluasi bagaimana pembinaan di masing-masing daerah. Kejurnas kali ini diikuti total 22 kontigen dan 2 kontigen dari pimpiman cabang istimewa dari luar negeri. 

"Tujuan kita mempersiapkan atlet-atlet terbaik karena kita sudah berkali-kali di ditunjuk oleh pemerintah mewakili Indonesia mengenalkan pencak silat di beberapa negara. Kita pernah ditugaskan ke Arab Saudi, Riyad dan Alzajair," katanya. 

Ketua Umum Pengurus Pusat Pagar Nusa, Muchammad Nabil Haroen.

Photo :
  • VIVA/Syaefullah

Dia juga meminta para pendekar Pagar Nusa untuk beridiri dan diambil sumpahnya. "Saya perintahkan kepada kader Pagar Nusa untuk berdiri, saya akan mengikat sumpah janji," katanya. 

Dalam kesempatan itu, Gus Nabil juga meminta kepada kader Pagar Nusa untuk mengikutinya dan membaca sumpah Pagar Nusa. 

Dakwah NU dan Wasiat Gus Maksum

Rais A'am Pengurus Pusat Nahdlatul Ulama (NU) KH. Miftachul Akhyar mengatakan, Pagar Nusa yang kemudian disingkat PN dilahirkan pada 3 Januari tahun 1986. PN diprakarsai KH Abdullah Maksum Jauhari, atau yang lebih dikenal Gus Maksum dari Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. 

Kiai Miftah berharap Kejurnas Pagar Nusa ini ini mampu melahirkan pendekar berdikari berprestasi sebagai bentuk kesuksesan.

"Hal ini sebagai sebuah komitmen, sebuah  semangat inilah salah satu keinginan semangat ingin menerima pendidikan apa apa yang mereka miliki sekaligus membesarkan NU. Sebuah komitmem bersama dakwah islamiyah melalui Pagar Nusa," ujar Kiai Miftah melalui tayangan video di lokasi. 

Ia berharap, Kejurnas diberikan kelancaran sehingga semuanya bisa mendapatkan manfaat, sekaligus memperkuat Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI). 

"Selamat Pagar Nusa mengadakan Kejurnah yang ke-4. Semoga Allah memberikan kenikmatan dan anugerah," tambahnya.

Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa.

Photo :
  • VIVA/Syaefullah

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Nahdlatul Ulama, KH. Yahya Cholil Tsaquf mengucapkan selamat atas terselenggaranya Kejuaraan Nasional dan Festival ke-4. 

"Semoga festival dapat membangkitkan dari kader Pagar Nusa untuk memperdalam ilmu-ilmu yang diwarisi oleh guru-ruru dan para kiai," ujar Gus Yahya melalui tayangan video di lokasi saat lembukaan acara tersebut. 

Harapan dan Ambisi Pendekar Pagar Nusa

Darma Subekti (19 Tahun) pendekar dari perwakilan Provinsi Riau mengaku sudah dua kali mengikuti Kejurnas Pagar Nusa. Ia mengungkapkan alasan dirinya mengikuti Kejurnas. Selain karena masih muda, ajang ini akan terus dijadikan sarana pembelajaran.

"Harapan kami dari Provinsi Riau 4 emas. Itu target kami,"  kata Darma. 

Selain itu, dengan mengikuti kegiatan ini, Darma juga berharap mendapatkan sertifikat lomba ini sebagai salah satu prasyarat untuk bisa melamar menjadi prajurit TNI melalui jalur prestasi. 

"Ini sertifikatnya bisa dijadikan persyaratan masuk TNI jalur prestasi. Saat ini saya baru lulus (SMA)," paparnya. 

Menurutnya, Pagar Nusa juga sebagai benteng ulama, membela kiai. Jadi bukan hanya bela diri saja tapi belajar agama juga.

"Harapannya ke depan untuk anak muda lebih ditingkatkan prestasinya. Supaya ada atlet Pagar Nusa yang diterjunkam untuk atlet pencak silat nasional," ujarnya. 

Sementara itu, Pendekar Pagar Nusa, Ari Rafi Sinatriya (14 tahun) perwakilan dari Provinsi Sumatera Selatan mengatakan, alasan mengikuti Kejurnas untuk menambah pengalaman dan memperluas wawasan. 

Ari berharap, Kejurnas kali ini bisa membawa nama baik Kabupaten dan Provinsi juga, agar lebih maju ke depannya. Tentunya, ia berharap dirinya bisa menang dan mendapatkan peringkat juara satu. 

"Alasannya untuk mencari barokahkan kiai, untuk menjaga diri juga," katanya. 

Pagar Nusa Lahir dari Santri NU

Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa.

Photo :
  • VIVA/Syaefullah

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH. Ahmad Fahrur Rozi bercerita soal berdirinya Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama. 

Dia menjelaskan, Pagar Nusa ini didirikan seorang pendekar yang sangat terkenal yaitu KH. Abdullah Maksum Jauhari Lirboyo atau yang akrab dipanggil Gus Maksum pada 1986.

"Memang Pagar Nusa didirikan oleh tokoh NU, oleh guru saya Gus Maksum di Lirboyo tahun 1986. Saat saya masih di sana nyantri di Lirboyo," ujar Ahmad Fahrur Rozi kepada VIVA. 

Luhut: NU Harus Memimpin Upaya Perdamaian di Timur Tengah

Saat itu, sedang merebak pencak silat dari berbagai perguruan. Maka, dibentuklah sebuah wadah untuk pencak silat dari pendekar dan santri-santri NU. 

"Banyak waktu itu tumbuh pencak silat yang macam-macam ada yang aliran hitam, aliran yang lainnya. Yang NU, pesantren ini dikumpulkan dalam satu wadah supaya menjadi lembaga yang kuat," ujar Gus Fahrur yang merupakan santri dari Gus Maksum.

Forum Kiai Jakarta Bersatu Bilang Omongan Cawagub Suswono Bukan Penistaan Agama

Pengasuh Pondok Pesantren Annur 1 Bululawang, Kabupaten Malang ini menuturkan, hal yang diajarkan Gus Maksum kepada Pecak Silat Pagar Nusa kepada para santri adalah keberanian dan juga kesatria.

"Tapi kalau ada anak yang keroyokan di bawah dia marah. Kalau tarung ya tarung di panggung. Semboyannya di atas (panggung) lawan di bawah kawan. Kalau di bawah enggak boleh," ungkapnya.

Survei: Mayoritas Pemilih dari Basis Nahdliyin Pilih Khofifah-Emil

Pencak Silat Bukan untuk Menyakiti

Gus Maksum disebut juga melarang tarung secara keroyokan dan bertarung di jalanan. Apabila hal itu terjadi, maka Gus Maksum langsung marah. 

"Dulu Gus Maksum marah-marah main keroyok langsung dikejar, dihantam sama Gus Maksum. Kalau mau tarung ya secara sportif harus kesatria. Pokoknya enggak boleh main keroyok," tutur Gus Fahrur.

"Menjadi pesilat bukan untuk menggangu orang. Tidak boleh seni menyakiti orang lain. Itu seni bela diri. Itu sifatnya untuk olahgara bukan untuk keryok-keroyokan itu gak boleh," tambahnya. 

Dia mengakui, sebelum bertarung ada doa-doa khusus yang dipanjatkan. "Makanya semboyannya itu di lambangnya La Ghaaliba Illa Billah. Tidak ada yang bisa menang kecuali karena pertolongan Allah," ujarnya. 

Selain sebagai pendekar, lanjut dia, Gus Maksum adalah seorang tokoh keagamaan, seorang entreprenuer seperti berkebun jeruk serta berternak baik sapi, dan kambing. Gus Maksum kerap mengajari kepada para pendekar NU untuk mandiri.

"Jadi Gus Maksum orang yang independen, orang yang mandiri, juga ingin anak-anak santri mandiri, mengajari agar giat bekerja. Dia selalu mengajarkan kemandirian," katanya.

Kemudian, Gus Fahrur berharap para pendekar Pagar Nusa menjadi pesilat tangguh dan dapat melahirkan bibit pesilat yang saling silaturahmi dari berbagai daerah dalam pagelaran acara Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

"Ya kita menanamkan para bibit pesilat yang berkualitas yang sportif. Ini kan seni kebangsaan bangsa ini suda menjadi warisan budaya yang perlu dilestarikan," ungkapnya. 

Untuk diketahui, Pagar Nusa merupakan kepanjangan dari Pagar NU dan Pagar Bangsa. Apabila pemerintah membutuhkan para pesilat NU untuk bela negara maka mereka sudah siap. 

"Pada suatu saat bisa diambil sebagai bela negara itu. Mereka itu memang didik untuk menjadi bela negara, pagar bangsa. Bahkan mereka bisa dilatih untuk pasukan cadangan," ujar Gus Fahrus. 

Hal itu sesuai yang diwacanakan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto terkait komponen cadangan (Komcad). "Menteri Pertahaan Prabowo mewacanakan pasukan cadangan, wajib militer. Jadi mereka bisa punya keterampilan bela diri," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya