Fenomena Gantung Diri di Palembang, Live IG hingga Lahir di Luar Nikah
- IST
VIVA – Kasus kematian dengan cara gantung diri di Palembang, Sumatera Selatan, akhir-akhir ini jadi fenomena. Selama Maret 2022, ada lima kasus kematian gantung diri, dengan dua di antaranya berstatus sebagai mahasiswi.
Kasus pertama yang membuat geger warga Kota Palembang ialah aksi bunuh diri yang dilakukan Egi Fernando. Lebih menghebohkan, Egi menyiarkan secara langsung detik-detik ia menghembuskan nafas terakhir melalui akun Instagram miliknya @fernando_egf.
Egi melakukan aksi gantung diri di rumah kontrakannya, Lorong Sejambu 1, Sukarami, Sukarami Palembang, pada Sabtu, 5 Maret 2022.
Lalu, kasus kedua dilakukan oleh seorang pria paruh baya berusia 59 tahun, Suratman. Dia ditemukan tewas gantung diri di rumah saudaranya di Jalan Dr Sutami, Lorong Abu Mansyur, Kecamatan Kalidoni Palembang, Selasa, 9 Maret 2022, sekitar pukul 18.00 WIB.
Jasad Suratman pertama kali ditemukan kakaknya, Suratinah (64), tergantung menggunakan tali jemuran di ruang dapur rumahnya. Diduga, Suratman nekat mengakhiri hidup lantaran depresi karena menganggur sejak berhenti dari bekerja.
Kasus ketiga ialah kematian seorang mahasiswi Universitas Sriwijaya, NDR (21). Dia mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis. Dia ditemukan tak bernyawa dengan kondisi leher terikat seutas kain di Jalan PDAM, Lorong Kumbang, Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I Palembang.
Jenazah korban pertama kali ditemukan kedua orangtuanya dalam kondisi tergantung pada Selasa malam, 15 Maret 2022, sekira pukul 21.30 WIB. Saat ditemukan di dalam kamarnya, tubuh NDR sudah dalam kondisi membusuk.
NDR nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri diduga karena mengalami depresi berat. Depresi ini disebabkan karena korban melahirkan anak di luar nikah. Anaknya saat ini sudah berusia sebelas bulan.
"Informasinya korban ini mempunyai anak di luar nikah. Diduga korban mengalami depresi karena masalah ini," kata Kepala Polsek Ilir Barat I Palembang, Kompol Roy A Tambunan.
Pun, kasus keempat terjadi di Jalan Alamsyah Ratu Prawira Negara, Ilir Barat I Palembang, Rabu, 16 Maret 2022. Seorang ibu rumah tangga berinisial WR (40), ditemukan tewas gantung diri di rumahnya.
Jasad WR pertama kali ditemukan sudah tidak bernyawa dengan kondisi leher tergantung oleh suaminya, Lujeng (40).
Sang suami mendapati istrinya tewas gantung diri persis di dalam kamar rumah mereka, yang juga jadi tempat usaha rumah makan. Korban gantung diri menggunakan kain batik warna abu-abu yang dikaitkan di ventilasi jendela kamar.
Kasi Humas Polrestabes Palembang, Kompol Abu Dani, menjelaskan, Wanda diduga nekat gantung sendiri setelah sempat terlibat keributan dengan suaminya. Hal ini diperkuat dengan kondisi jasad korban yang di bagian mata sebelah kiri dan di atas bibir, terdapat luka goresan.
"Ada bekas memar akibat lilitan kain batik yang digantungkan di leher korban. Hasil petunjuk dari saksi bahwa sebelum kejadian gantung diri, antara korban dan suami sempat terlibat keributan," jelas Abu Dani.
Kasus terakhir lagi-lagi dilakukan seorang mahasiswi. Kali ini, wanita yang nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri ialah NS (21), mahasiswi Sekolah Tinggi Islam Kesehatan (STIK) Siti Khadijah Palembang.
Korban ditemukan tewas gantung diri di dalam kamar kosnya di Jalan Demang VI, Ilir Barat I Palembang, pada Minggu, 20 Maret 2022, sekitar pukul 10.30 WIB. Korban pertama kali ditemukan teman satu kosnya, Siti Jumirah.
Menurut Kepala Polsek Ilir Barat I Palembang, Kompol Roy Aprian Tambunan, berdasarkan keterangan dari sejumlah saksi, dugaan sementara korban nekat gantung diri berkaitan dengan hubungan asmara.
"Dugaan sementara korban gantung diri karena patah hati, tidak terima diputusi pacarnya," jelas Roy.
Adanya indikasi kematian korban karena putus cinta juga diperkuat dengan Insta Story di Instagramnya. Sebelum gantung diri, Nur sempat mengunggah sesuatu yang berhubungan dengan putus cinta. Hal ini diungkapkan salah satu temannya, WL.
"Korban membuat status di Intagramnya. Seperti galau soal percintaan," jelas WL.
Banyaknya kasus kematian gantung diri di Palembang selama periode Maret ini dapat perhatian khusus dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah Sumatera Selatan.
Menurut Ketua HIMPSI Wilayah Sumatera Selatan, Muhammad Uyun, salah satu faktor yang menyebabkan seseorang nekat gantung diri ialah rendahnya keimanan. Dia menekankan pemahaman tentang agama juga minim. Selain itu, kurangnya perhatian dan kontrol dari orangtua maupun keluarga, turut mempengaruhi.
"Kurangnya perhatian dari keluarga membuat emosional jadi tidak stabil dan akhirnya memilih jalan pintas," jelas, Uyun, Selasa, 22 Maret 2022.
Sementara untuk faktor lain, dampak dari lingkungan juga bisa mempengaruhi. Termasuk pula pengaruh tontonan atau media yang ada.
"Pengaruh lingkungan dan tontonan bisa juga mempengaruhi. Untuk itu pintar-pintarlah memilih dalam bergaul dan jangan coba-coba untuk menonton video yang tidak senonoh. Itu akan berdampak sangat besar," tuturnya.