Awal Ramadhan 2022 di Indonesia Berpotensi Berbeda, Ini Sebabnya
- ANTARA/Abdu Faisal
VIVA – Ormas Islam Muhammadiyah telah mengeluarkan Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang penetapan 1 Ramadhan 1443 H. Berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, maka 1 Ramadhan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022, sehingga salat sunah tarawih pertama Ramadhan pada malam Sabtu.
Lantas apakah penetapan ini akan sama dengan penetapan sidang isbat pemerintah?
Menurut dosen Ilmu Falak UIN Alauddin Makasaar, Andi Muh. Akhyar, ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 1 April 2022 berkisar antara 1,12 derajat di Jayapura, Papua hingga 2,19 derajat di Tua Pejat, Sumatera Barat. Sedangkan elongasinya antara 2,87 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 3,46 di Sabang, Aceh.
"Dengan belajar ilmu falak, diketahui bahwa belum ada satu pun hasil penelitian keterlihatan hilal dengan tinggi dan elongasi tersebut. Demikian pula, sependek pengetahuan saya, belum ada pengalaman keindonesian kita di Aceh dan sekitarnya (yang tinggi hilalnya di atas 2 derajat), ada perukyat yang mengaku melihat hilal pada kondisi tersebut," kata Andi Akhyar, di Makassar, Selasa, 22 Maret 2022.
Direktur Sekolah Astronomi Islam Indonesia itu menjelaskan berdasar penelitian dan pengalaman, kemungkinan besar tidak akan ada perukyat dapat melihat hilal di Indonesia pada Jumat, 29 Syakban 1443 H atau pada 1 April 2022.
"Dengan demikian, bulan Syakban akan digenapkan 30 hari, dan 1 Ramadhan jatuh pada hari Ahad, 3 April 2022 atau pelaksanaan salat tarawih pertama pada malam Ahad," terang Andi Akhyar.
Sehingga, alumnus Ilmu Fisika Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu memprediksi, kemungkinan besar akan terjadi perbedaan penetapan 1 Ramadhan antara Muhammadiyah dengan hasil isbat pemerintah yang baru akan digelar pada 1 April 2022.
"Meski pun demikian, ini hanyalah prediksi falakiyah, dan keputusan pastinya tetap menunggu hasil sidang isbat pemerintah yang akan digelar pada Jumat malam atau malam Sabtu, 1 April 2022," tutur Andi Akhyar.
Seperti diketahui, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat (penetapan) awal Ramadan 1443 Hijriah secara hybrid, pada Jumat, 1 April 2022 atau bertepatan dengan 29 Syakban 1443 Hijriah.
Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengatakan secara luring sidang isbat akan digelar di Auditorium HM. Rasjidi Kemenag, Jalan MH. Thamrin, Jakarta. Jumlah peserta yang hadir dibatasi sesuai ketentuan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
Sementara Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adib menambahkan, sidang isbat digelar sesuai Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 bulan sebelumnya pada kalender Hijriah.
Sidang isbat akan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, duta besar negara sahabat, dan perwakilan ormas Islam. Sidang ini juga akan melibatkan perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan undangan lainnya.
Adib menerangkan, sidang isbat akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1443 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi). Pemaparan dilakukan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag mulai pukul 17.00 WIB.
"Sesi ini terbuka dan akan disiarkan melalui live streaming," ujar Adib.
Kedua, pelaksanaan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1443 Hijriah. Sesi ini digelar secara tertutup setelah salat Magrib. Selain data hisab (informasi), sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 78 lokasi di seluruh Indonesia.
"Tahap ketiga, telekonferensi pers hasil sidang isbat akan disiarkan secara langsung oleh TVRI dan media sosial Kemenag," katanya.