Pengecara Edy Rahmayadi Sambut Baik Coki Cabut Laporan Soal Jewer
- VIVA/ Putra Nasution
VIVA – Penghentian penyelidikan polemik jewer yang dilakukan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi kepada pelatih biliar Sumut, Khairuddin Aritonang alias Coki, disambut baik. Kuasa hukum Gubernur Edy, Junirwan mengatakan langkah yang dilakukan Polda sudah tepat.
"Kita mengapresiasi karena Polda Sumut jalur (langkah) yang tepat dan jalur yang pas sesuai dengan fakta hukumnya," sebut Junirwan saat dikonfirmasi VIVA, Kamis 17 Maret 2022.
Junirwan menjelaskan, dari awal polemik jewer tidak ada unsur pidana. Meski tidak dicabut laporan tersebut. Polda Sumut dinilai akan tetap menghentikan penyelidikan atas laporan Coki bersama kuasa hukumnya.
"Ya, keputusan penyelidikan tidak ditemukan peristiwa pidana. Saya katakan, pertama kali kasus ini maraknya di media. Tidak ada unsur pidananya," ucap Junirwan.
Junirwan juga mengapresiasi langkah dilakukan oleh Coki, yang mencabut laporan tersebut. Ia mengatakan persoalan antara ayah dan anak tidak mungkin dibawa ke jalur hukum. Sehingga sudah tepat dilakukan sang pelatih biliar itu.
"Ini kan antara ayah dan anak, soalnya bukan soal damai atau tidak damainya. Karena dari awal tidak ada masalah, tidak ada unsur pidananya," jelas Junirwan.
Langkah hukum dilakukan Coki bersama kuasa hukumnya sesuai laporan di SPKT Polda Sumut, Senin, 3 Januari 2022 lalu. Pelaporan terkait polemik jewer.
"Langkah pengaduan tersebut, kita tidak respect. Sehingga pas ya, tidak ada unsur pidana dalam peristiwa yang dimaksud tersebut. Polisi memutuskan menghentikan penyelidikan tersebut," katanya.
Junirwan mengatakan pihaknya juga sudah membatalkan untuk melaporkan balik Coki. Hal ini bertujuan untuk tidak menambah polemik.
"Melaporkan terhadap Coki kita batalkan, bagaimana bersangkutan (Coki) adalah binaan dari Gubernur Sumatera Utara selaku pembina," kata Junirwan.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi membenarkan pihaknya menghentikan penyelidikan atas laporan dilayangkan Coki.
"Pada tanggal 3 maret 2022, pelapor atas nama Khairuddin Aritonang telah melakukan pencabutan laporan pengaduannya. Dengan membuat surat pernyataan pencabutan laporan pengaduan tanggal 3 maret 2022," sebut Hadi saat dikonfirmasi VIVA.
Setelah menyampaikan pencabutan laporan tersebut, Hadi mengatakan pihak kepolisian melakukan pemeriksaan dirinya untuk memastikan sikap hukum yang disampaikan Coki terkait hal tersebut.
"Selanjutnya penyidik melakukan interogasi lanjutan kepada pelapor Khairuddin Aritonang alias Coki Khairuddin atas surat pencabutan pengaduan dan surat pernyataan pencabutan pengaduan. Dengan menerangkan mencabut semua keterangannya tanggal 13 Januari 2022," kata Hadi.
Edy Rahmayadi Jewer Coki
Diberitakan sebelumnya, aksi Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi kembali lagi viral. Kali ini, mantan Pangkostrad itu mengusir seorang pelatih biliar, Coki Aritonang saat penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX di rumah dinas Gubernur Sumut di Kota Medan, Senin 27 Desember 2021.
Dalam video berdurasi 2 menit dan 59 detik, terlihat Edy memberikan motivasi kepada para atlet Sumut itu.
"Kalau sudah jaya Sumatera Utara ini, mau kau ambil semua, ambil," ucap Edy disambut dengan tepuk tangan.
Mantan Ketua PSSI itu, sempat memanggil Coki. Karena tidak ikut tepuk tangan. Edy memanggil dan menyuruh Coki naik ke atas podium.
"Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan," sebut Edy sembari menunjuk ke arah Coki.
Coki berdiri dari kursinya dan maju ke depan. Ia sempat berada di sampingnya Gubernur Edy. Ia bertanya kepada pelatih dari atlet mana.
"Atlet apa kau," tanya mantan Pangdam I Bukit Barisan kepada Coki lagi.
Coki kemudian menjawab bahwa dia pelatih biliar."Tak cocok jadi pelatih ini," ungkap Edy.
Kemudian, Edy juga menjewer kuping pelatih itu. Aksi orang nomor satu di Sumut itu, disambut gelak tawa yang hadir dalam acara tersebut.
Dinilai mempermalukan dirinya, Coki turun podium dan meninggalkan Edy begitu saja. Sontak Gubernur Edy tampak emosi, terdengar dari nada bicaranya.
"Sudah, pulang. Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah lagi di sini," cetus Edy.
Edy juga menginstruksikan Dispora Sumut dan Koni untuk mengevaluasi pelatih tersebut.
"Evaluasi. Kadispora, Ketua Koni. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi)," sebut Edy.
Edy juga mempersilakan kepada atlet yang ingin mengikuti Coki keluar dari rumah dinas Gubernur."Yang tak mau, berdiri, keluar," kata Edy.
Dalam acara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memberikan bonus kepada altet berprestasi di PON sebesar Rp11,1 miliar. Edy menyebutkan, ini merupakan penghargaan atas perjuangan para atlet yang telah mengharumkan nama Sumut di level nasional.
“Totalnya Rp11,1 miliar, ini uang menggunakan uang rakyat. 15 juta rakyat Sumut memberikan bonus ini melalui APBD kepada atlet yang berprestasi mengharumkan daerahnya. Jadi kita harus pertanggung jawabkan ini,” kata Edy dalam keterangan tertulis.
Ada 148 orang yang mendapat bonus tersebut, yakni para atlet dan pelatih dari cabang olahraga peraih medali di PON Papua.
Sumut sendiri meraih 10 medali emas, 22 perak dan 23 perunggu pada ajang yang berlangsung Oktober lalu itu.
Masing-masing atlet peraih medali emas mendapatkan bonus sebesar Rp 250 juta, perak Rp 125 juta dan perunggu Rp 75 juta. Sedangkan pelatih yang atletnya meraih medali mendapat bonus Rp 100 juta untuk emas, Rp 75 juta perak dan Rp 50 juta perunggu.