Siapa Penggagas Serangan Umum 1 Maret 1949?
- bbc
Menurutnya, Sudirman menyetujui gagasannya. Sang jenderal kemudian meminta Sri Sultan berhubungan langsung dengan komandan yang bersangkutan, yaitu Kolonel Suharto.
Baca juga:
- `Apakah kamu ingin pamerkan celana kolorku?` — Mengapa Bung Karno membongkar rumah Proklamasi yang bersejarah
- Rumah Menlu Pertama RI yang dijual, `Kami tak mampu merawatnya`
- Mengapa film Belanda tentang aksi pembantaian Westerling di Indonesia picu kontroversi?
Sri Sultan kemudian bertemu Suharto pada 14 Februari 1949. Mereka semula menentukan serangannya pada 28 Februari, tapi informasi ini "bocor".
"Lalu ditentukan 1 Maret jam enam pagi, kalau sirene berbunyi, dan itu dilakukan. Lalu, terjadi serangan umum," paparnya. Dan "berhasil sekali".
Mereka dapat menduduki kembali Yogyakarta sampai jam tiga, karena satu jam sebelumnya Sri Sultan dkk menerima informasi tank-tank Belanda bergerak dari Magelang ke ibu kota.
"Oleh karena itu saya mengusulkan kepada Pak Harto agar supaya korban jangan terlalu banyak, untuk mengundurkan diri," katanya.
Baca juga:
- Belanda miliki ratusan ribu benda bersejarah Indonesia: Akankah segera dikembalikan?
- Mengungkap Kastel Batavia yang terkubur zaman - bisakah jadi cagar budaya Jakarta?
Sri Sultan menganggap serangan itu "sudah cukup untuk menarik perhatian" Dewan Keamanan PBB.
Kejadian itu kemudian disiarkan oleh pemancar Republik Indonesia di [Desa] Playen, Gunung Kidul, ke Bukit Tinggi, ke India dan PBB, katanya.
Dan ternyata, "ini mempunyai suatu pengaruh yang besar sekali, sehingga terjadi keputusan daripada security council [DK PBB] bahwa Republik [Indonesia] harus kembali."
Akibat keputusan itu, "digelar perundingan antara Van Royen dan Roem".
"Dan Bung Karno dan Bung Hatta kembali dari Bangka tanggal 9 Juli, maka dengan demikian kembali pemerintahan ke Yogya," jelasnya.
`Sinyal siaran BBC Siaran Indonesia diblokir intelijen militer Orba, karena GAP bahas kelahiran PKI`