Siapa Penggagas Serangan Umum 1 Maret 1949?
- bbc
Serangan yang berlangsung selama enam jam di Yogyakarta itu berhasil menunjukkan kembali eksistensi Indonesia ke dunia internasional.
Baca juga:
- Menyoal penelitian sejarah aksi militer Belanda di Indonesia era Revolusi 1945-1950
- Pameran `Revolusi! Kemerdekaan Indonesia` di Belanda dan istilah periode `Bersiap` yang memantik polemik
- `Indonesia tak bisa menutup mata` - `Kekerasan ekstrem` tentara Belanda dan Indonesia di masa Revolusi
Ketika itu, Yogyakarta ” Ibu kota Republik Indonesia” dikuasai Belanda sejak pertengahan Desember 1948, saat mereka menggelar Agresi Militer Kedua.
Melalui momen serangan itulah, PBB kemudian mendesak Belanda untuk berunding kembali dengan Republik Indonesia.
Dan ujungnya, Belanda mengakui Kedaulatan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Desember 1949.
Apa pernyataan Sri Sultan Hamengkubowono IX kepada BBC Siaran Indonesia?
Dalam buku itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengatakan dirinya menggagas SU 1 Maret 1949 itu setelah mendengarkan berita radio BBC dan VOA.
Melalui pemberitaan itu, dia menjadi tahu bahwa Dewan Keamanan PBB akan menggelar sidang untuk membicarakan "soal Indonesia".
"Ini yang saya pegang dan lalu menjadi alasan bagi saya, pertama, untuk menaikkan semangat daripada penduduk kembali," ujarnya.
"Kedua, untuk mengadakan sesuatu yang bisa menarik perhatian [dunia internasional]."
Baca juga:
- Sumpah Pemuda 92 tahun: Jejak Sie Kong Lian di rumah Jalan Kramat Raya 106
- Siapa Laksamana Maeda, perwira Jepang yang disebut berperan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia?
Awal Februari 1949, Sri Sultan kemudian mengirim surat kepada Panglima Besar Jenderal Sudirman di tempat persembunyiannya.
Tujuannya, meminta izin agar supaya diadakan "suatu serangan umum" di siang hari.
"Sudah barang tentu dengan segala resiko yang ada pada suatu serangan," ungkapnya.