Pemerintah Kucurkan Rp92 Miliar untuk Pengelolaan Candi Muaro Jambi

Kawasan Cagar Budaya Nasional Muaro Jambi, Kabupaten Muaro, Jambi.
Sumber :
  • VIVA/Syarifuddin Nasution

VIVA – Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muaro Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, tidak hanya sebatas terkonsentrasi pada potensi budayanya. Potensi alam, dan keterlibatan masyarakat turut dipertimbangkan. 

Horor Tapi Bikin Ngakak, Deva Mahenra Cerita Temannya Kesurupan di Candi Yogyakarta

Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Sudirman, menyampaikan konsep pengelolaan candi Muaro ke depannya juga dengan melestarikan alam sekitarnya. Ketika terdapat pohon yang berdiri dekat dengan candi, tumbuhan ini diupayakan dapat dipertahankan. 

"Bagaimana caranya candi tetap dipugar dengan pohon tidak ditebang. Berbeda dengan konsep pengelolaan Candi Borobudur yang hanya fokus pada candinya. Pengelolaan Candi Muaro Jambi menggunakan konsep alam dan budaya. Ini pelestariannya," jelasnya.

Akan Ada Museum di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi, Siap Mendunia?

Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Sudirman.

Photo :
  • VIVA/Syarifuddin Nasution

Pengelolaan KCBN Muarajambi, kata Sudirman, bukan hanya dilakukan pemerintah saja. Masyarakat sekitar akan diberdayakan. 

5 Tahun ke Depan Candi Muarajambi Lebih Hebat dari Ankor Wat

"Konsepnya pengelolaan bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah kKabupaten. Masing-masing memperoleh manfaat dan tidak kalah pentingnya, bagaimana pemberdayaan masyarakat juga bisa direalisasikan," katanya Rabu, 16 maret 2022.

Sudirman mengatakan, Pemerintah Pusat melalui bagian anggaran bendahara umum Negara mengucurkan dana senilai Rp92 miliar untuk pengelolaan KCBN Muarajambi, dan pembebasan lahan. Dalam KCBN Muara Jambi juga akan dibangun pula pusat riset berbasis Kampus Merdeka. Sebelum itu terwujud, pembebasan lahan seluas 25 hektare dilakukan terlebih dahulu. 

Kampus Merdeka, kata Sudirman, berarti memberikan ruang seluas-luasnya untuk mahasiswa, dosen, dan lainnya untuk melakukan riset di kawasan percandian itu. 

"Pemberdayaannya juga di situ. Yang paling penting masyarakat terberdayakan dan memperoleh akses yang mudah dari konsep pengelolaan candi," ujarnya. 

Ia pun menyampaikan pihak UNESCO kini melihat pemberdayaan masyarakat, sebelum menetapkan suatu kawasan cagar budaya sebagai warisan dunia. 

"Kalau dulu mungkin yang diperhatikan cukup candinya saja, bisa dibiayai oleh UNESCO. Sekarang orientasinya ada pemberdayaan," katanya. 

Proses Revitalisasi Candi Kotomahligai, Foto: Isra Berlian

KCBN Muaro Jambi Bangkit! Revitalisasi Jaga Alam dan Lingkungan

Dalam upaya memastikan proses revitalisasi ini tidak hanya memperhatikan aspek sejarah dan budaya, tetapi juga melestarikan ekosistem yang ada

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2024