IDI Sukoharjo Minta Kasus Sunardi Tak Dikaitan dengan Profesi Dokter
- VIVA/ Fajar Sodiq
VIVA – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Sukoharjo meminta publik tidak mengaitkan profesi dokter dengan dugaan tindak pidana terorisme, seperti yang terjadi pada almarhum Sunardi yang tewas ditembak Densus 88 Polri.
Ketua IDI Sukoharjo, Arif Budi Satria mengatakan setiap dokter selalu terikat dengan sumpah yang diucapkan pada saat dilantik menjadi dokter. IDI dan profesi dokter dalam sumpahnya selalu mengedepankan humanisme, serta fokus kemanusiaan.
Dalam sumpah dokter juga ada poin dimana para dokter diminta berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien.
Ia juga menekankan, bahwa IDI Sukoharjo adalah organisasi yang patuh pada hukum yang merupakan organisasi resmi di bawah naungan NKRI dan Undang-Undang, yang artinya IDI patuh pada konstitusi dan menghormati penegakan hukum.
"Agar tidak terjadi distorsi, kami meminta masyarakat agar tidak menyangkutpautkan kasus terorisme yang disangkakan kepada Sunardi dengan profesinya sebagai dokter. Perlu ada koreksi penyebutan, jangan almarhum dokter Sunardi, tapi Bapak Sunardi, mungkin itu bisa jadi salah satu bentuk komunikasi," kata Arif Satria, Senin, 14 September 2022.
Arif merasa perlu memberikan klarifikasi ini, karena fokus IDI dan profesi dokter adalah pada kemanusiaan, sehingga narasi yang berkembang saat ini IDI Sukoharjo dikaitkan dengan terorisme menjadi sebuah kontradiktif.
"Karena, sebagaimana bahwa profesi-profesi lainpun bisa mengalami hal yang sama. Pengawasan dan pembinaan terus dilakukan oleh IDI Sukoharjo supaya tidak terlibat dalam kegiatan yang membahayakan orang lain," ujarnya.
IDI Sukoharjo, lanjut Arif, juga sudah melakukan pertemuan dengan Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Iqbal Alqudusy dan Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan.
Dari hasil pertemuan tersebut, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Iqbal Alqudusy menegaskan peristiwa penangkapan terduga terorisme ini tidak ada kaitannya dengan profesi Sunardi sebagai dokter.
Terlepas dari itu, IDI Sukoharjo mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Dokter Sunardi. Bagi Arif, Dokter Sunardi merupakan sosok yang berjiwa sosial tinggi dan rutin mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktek (SIP).
"Kami menyampaikan duka cita mendalam untuk keluarga almarhum dr Sunardi. Secara profesi medis, almarhum dikenal sebagai sosok dengan jiwa sosial yang tinggi dan selalu aktif turun menangani pasien saat ada bencana alam," ungkapnya
Seperti diketahui, Sunardi yang berprofesi sebagai dokter tewas dalam penyergapan yang dilakukan Densus 88 Antiteror di Jalan Bekonang-Sukoharjo, Cendana Baru, Sugihan, Sukoharjo pada Rabu, 9 Maret 2022, malam. Mobil yang ditumpangi Sunardi menghantam tembok pagar rumah milik warga.
Kabagbanops Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan tersangka teroris Sunardi saat mau ditangkap sempat melakukan perlawanan dengan mencoba kabur dengan mobilnya hingga membahayakan petugas dan pengguna jalan lainnya.
"Tersangka melakukan perlawanan bukan dengan fisiknya, tetapi dengan menabrakkan kendaraannya kepada petugas dan kendaraan yang menghentikannya serta beberapa kendaraan masyarakat yang berada di jalan tersebut," katanya.