Separatis Papua Sebar Video Hoax, Alihkan Isu Pembataian Warga Sipil
- VIVA/Aman Hasibuan
VIVA – Kelompok separatis teroris (KST) Papua kembali menyebarkan berita hoax terkait video yang sempat viral pada tahun 2021, yang memperlihatkan bagaimana aparat TNI sedang berupaya membuka sebuah pintu yang sangat sulit dibuka di salah satu kantor pemerintah Kabupaten Intan Jaya. Video tersebut mendapat komentar beragam.
Video tersebut disebar oleh separatis dengan narasi hoax memfitnah pemerintah daerah dan pusat serta aparat TNI-Polri untuk mengalihkan isu pembantaian warga sipil dan pelecehan seksual yang dilakukan kelompoknya.
Danrem 173/PVB Brigjen TNI Taufan Gestoro mengatakan, kejadian tersebut merupakan kejadian tahun 2021 silam dan sudah diselesaikan dengan baik antara pihak Pemda Kabupaten Intan Jaya dan aparat TNI.
Bahkan, kata Danrem 173/PVB Brigjen TNI Taufan Gestoro, pihaknya bersama Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni telah melihat langsung ruang kantor Pemda yang rusak dilakukan oknum aparat TNI, namun sudah diselesaikan dengan baik dan kondisi ruangan saat ini sudah baik.
Taufan Gestoro mengungkapkan bahwa kejadian dalam video tersebut adalah kejadian tahun 2021 silam dan sudah diselesaikan dengan baik antara pihak Pemda Kabupaten Intan Jaya dan Aparat TNI.
"Kejadian sebenarnya aparat TNI dalam video itu berupaya membuka pintu yang sulit dibuka dalam rangka pelaksanakaan pengecekan dan pengamanan kantor agar tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif," kata Danrem 173/PVB, Kamis, 10 Maret 2022.
Ia menuturkan setelah berhasil dibuka, kemudian personel Pos Holomama dari Yonif PR 501/BY yang saat itu bertugas, melakukan pengecekan ke bagian dalam kantor dengan cara masuk kedalam ruangan-ruangan kantor tersebut.
Akibat dari kegiatan pengecekan dan pengamanan tersebut, mengakibatkan beberapa pintu yang dibuka paksa mengalami kerusakan.
Taufan Gestoro mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati Intan Jaya terkait rusaknya beberapa fasilitas kantor Pemda.
"Koordinasi pada saat itu hingga saat ini dengan Pemda Intan Jaya sudah dilakukan, bahkan saat perbaikan juga telah dikomunikasikan dengan bupati. Jadi sebetulnya sejak beredarnya video pada 2021 sudah tidak ada masalah. Hanya saja sekarang pada tahun 2022, video itu digunakan oleh orang dan kelompok tertentu untuk menyudutkan aparat TNI," ungkap Danrem 173/PVB.
Danrem 173/PVB berharap bagi masyarakat yang belum mengetahui kejadian yang sebenarnya dapat mengerti dan tidak terprovokasi dengan narasi dari tayangan video tahun 2021 itu.
"Saat ini kondisi fasilitas yang ada di video itu telah diperbaiki dan telah berfungsi kembali serta dapat beroperasional seperti sediakala," kata Danrem 173/PVB.
Sementara itu, di tempat yang berbeda, Kapendam menegaskan agar seluruh warga masyarakat Papua tetap fokus, tetap kawal dan membantu aparat Kepolisian Polda Papua yang sedang berupaya keras untuk penegakan hukum terhadap aksi-aksi gerombolan KST.
Bahkan, kelompok KST ini sudah sering kali berulah diluar batas pikiran normal dan sudah diluar dari rasa peri kemanusiaan.
Taufan menambahkan, KST dan simpatisannya selalu cari alasan pembenaran diri untuk membantai, membunuh dan memperkosa warga sipil OAP dan Non OAP yang tidak berdosa.
"Saya yakin tujuan video itu adalah untuk mengalihkan isu pelanggaran HAM Berat yang dilakukan oleh KST yang baru-baru ini terjadi. Saya berharap para oknum KST dan para simpatisannya semua sadar hati dan terketuk hatinya karena Tuhan, bahwa perbuatannya sudah diluar peri kemanusiaan dan tidak ada sama sekali mencerminkan sebagai Hamba Tuhan yang penuh cinta kasih," tambahnya.