Anak-anak Korban Gempa Pasaman Barat Mulai Terjangkit Penyakit
- VIVA/ Andri Mardiansyah
VIVA – Wakil Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatra Barat, dr Asrawati menyebutkan, sejumlah anak-anak korban lindu berkekuatan magnitudo 6,2 yang dipicu aktivitas sesar Sumatera segmen angkola di Pasaman Barat yang terjadi pada Jumat kemarin, mulai terjangkit penyakit.
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), demam dan campak, beberapa jenis penyakit yang mulai menjangkit anak-anak terutama yang berada di tenda-tenda darurat pengungsian. Meski demikian, Asrawati memastikan IDAI Sumatra Barat akan memberikan pelayanan medis secara maksimal.
“Hasil identifikasi kita, anak-anak korban gempa yang tinggal di tenda pengungsian saat ini mulai terjangkit penyakit,” kata Asrawati, Senin 28 Februari 2022.
Dijelaskan Asrawati, hingga saat ini sudah 75 anak yang diberikan layanan kesehatan di posko kesehatan IDAI Sumatra Barat di kawasan kantor Bupati. Dari total keseluruhan yang diberikan layanan kesehatan, ditemukan 25 kasus anak yang dalam kondisi sakit.
“ISPA yang terbanyak. Ada sekitar 20 kasus, lalu demam dan satu kasus campak,”ujar Asrawati.
Asrawati menambahkan, khusus untuk satu kasus campak yang ditemukan, pasien dipisahkan dan dirawat di tenda isolasi. Upaya ini dilakukan, untuk mencegah penularan karena campak, yang juga merupakan salah satu penyakit dengan tingkat penularannya cukup tinggi.
“Ditindaklanjuti, dipisah ke tempat isolasi (pasien campak),” kata Asrawati.
Selain memberikan layanan Kesehatan, kata Asrawati, IDAI Sumatra Barat juga memberikan penyuluhan ASI dan makanan pendamping air susu ibu. Termasuk juga, mitigasi COVID-19, dan juga pencegahan ISPA.
Diketahui, lindu yang menghantam kabupaten Pasaman Barat jumat lalu, menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan. Data terbaru BPBD setempat korban meninggal dunia sebanyak 6 jiwa, luka berat 22 jiwa, luka ringan 42 jiwa. Total pengungsi 12.400 jiwa.