BMKG: Belum Ada Tanda-tanda Erupsi Gunung Talamau Pasaman Barat

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan belum ada tanda-tanda erupsi atau letusan Gunung Talamau, Kabupaten Pasaman Barat hingga saat ini sehingga warga diharapkan tidak panik.

Begini Strategi Lippo Cikarang Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

"Waspada boleh tapi jangan panik. Yang perlu dikhawatirkan adalah bahaya longsor," kata Diwkorita di Simpang Empat, Ibu Kota Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Minggu, 27 Februari 2022.

Ia mengatakan erupsi itu terjadi ada prosesnya dan tanda-tandanya yang terus dimonitor.

Gunung Semeru 3 Kali Erupsi sejak Kamis Dini Hari, Durasi Paling Lama 121 Detik

Jika ada erupsi, kata dia, maka akan ada informasinya dan radius berapa melalui aplikasi pemantauan yang dilakukan. "Hingga saat ini belum ada tanda-tanda dan informasi mengenai adanya erupsi Gunung Talamau," katanya.

Untuk itu, katanya, masyarakat yang berdomisili di sekitar kaki Gunung Talamau jangan terlalu panik namun tetap waspada saja. "Mengenai ada air sungai yang kering dan berlumpur kemungkinan ada aliran sungai yang tersumbat akibat longsor di kaki Gunung Talamau," katanya.

Waspada Banjir Rob di 11 Wilayah di Jakarta Utara Pada 9-17 Januari 2025

Telaga Puti Sangko Bulan dengan latar puncak Gunung Talamau.

Photo :
  • http://rantinghijau.wordpress.com

Untuk itu pihak Balai Sungai, BPBD Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang perlu melakukan penyisiran untuk membersihkan tumpukan material di sungai yang ada.

Ia menjelaskan gempa yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat memang bersumber dari daratan dan yng ditakuti adalah terjadinya patahan Sumatera yang melintas di Pasaman Barat, seperti segmen Sianok dan segmen Angola.

"Pusatnya dangkal kalau gempa di darat ini. Namun risikonya cukup tinggi, sehingga banyak rumah masyarakat yang roboh, apalagi bangunan rumah masyarakat tidak sesuai dengan daerah rawan gempa," katanya.

Pihaknya akan melakukan survei lebih lanjut terkait dengan dampak gempa. Sesuai dengan kajian keilmuan BMKG, karena ilmu manusia. 

"Memang gempa susulan 124 kali terjadi di Pasaman Barat. Namun, kekuatannya semakin melemah. Dari 124 kali itu yang kuat atau terasa hanya 6 kali. Begitu juga dengan potensi patahan di bebatuan semakin melemah, artinya kondisi semakin stabil," ujar mantan Rektor UGM ini (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya