2 Cara Lerai Intoleransi dan Radikalisme Versi Islah Barawi
- Istimewa
VIVA – Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Barawi mengatakan ada dua cara melerai intoleransi dan radikalisme yang terjadi saat ini yakni moderasi keagamaan dan kebangsaan. Hal itu dia sampaikan dalam acara bedah buku yang berjudul "Intoleransi dan Radikalisme: Kuda Troya Politik dan Agama".
"Tidak cukup dengan jargon cinta NKRI, tetapi juga menjaga Pancasila. Untuk moderasi keagamaan, banyak yang menuduh bahwa ini hal yang sekularisme. Padahal bukan, tetapi ialah mengembalikan fungsi agama sebagai alat menjunjung tinggi kemanusiaan dan menciptakan kedamaian. Sehingga tidak boleh lagi menganut kebencian dan kekerasan terhadap orang lain,” kata Islah dalam keterangan tertulisnya, Jumat 25 Februari 2022.
Sama halnya dengan Wakil Ketua Khotib PW NU DKI Jakarta, Taufik Damas. Dia menjelaskan jika agama adalah sumber cinta kasih, namun justru dijadikan kekerasan. Ini harus kita lawan dengan program deradikalisasi dengan rasa humanis.
"Kita semuanya harus menjaga deradikalisasi dan paham keagamaan yang toleran dan beradab, demi terciptanya masyarakat yang beradab dan bermartabat di Indonesia,” Taufik Damas Wakil Ketua Khotib PW NU DKI Jakarta.
Sementara itu, eks penasehat Ahli Kapolri Andy Soebjakto menambahkan, algoritma sosial dapat memicu benturan sosial dengan atas nama agama yang kian hari terus meningkat.
"Hal ini menjadi tantangan kita bersama yang tidak hanya struktural, tetapi juga berbasis ideologi. Ini perlu kita waspadai,” ujar Andy.