BNPB: Daerah-daerah yang Punya Isoter Rendah, Kematiannya Tinggi
- ANTARA/Devi Nindy
VIVA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebut bahwa daerah dengan keterisian isolasi terpusat (isoter) yang rendah, memiliki angka kematian yang tinggi.
"Ternyata daerah-daerah yang punya isoter rendah itu kematiannya tinggi. Artinya, masih banyak pasien isolasi mandiri, padahal sudah ada gejala," ujar Suharyanto dalam penutupan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2022 diikuti secara daring di Jakarta, Kamis, 24 Februari 2022.
Suharyanto meminta kepada TNI, Polri dan Pemerintah Daerah untuk menyisir pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri. Jika menemukan pasien COVID-19 yang belum divaksin, apalagi lansia, diharapkan segera dipindah ke isoter. Sebab tingkat kematian rendah kalau banyak pasien yang ditangani di isoter.
Ia membandingkan keterisian isoter di Bali dan DKI Jakarta. Bali memiliki keterisian isoter yang tinggi di atas 40 persen sehingga tingkat kematian di provinsi itu rendah. Sedangkan di DKI Jakarta, isoter terendah di bawah 20 persen dan tingkat kematian tinggi.
Selain itu, Suharyanto mengatakan, warga yang terinfeksi COVID-19 boleh isolasi mandiri asalkan tidak bergejala dan berusia di bawah 45 tahun. Mereka yang berusia di atas 45 tahun sebaiknya masuk isoter.
Di samping itu, pasien isolasi mandiri sebaiknya tidak memiliki komorbid dan tidak memiliki saturasi rendah di bawah 95 persen. Bagi yang masuk isoter, Suharyanto menjamin fasilitas itu telah ada di kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Di sana, BNPB telah membentuk Kordalopsdi Satgas COVID-19 yang terdiri dari perwira tinggi TNI dan Polri yang setiap hari mengecek isoter.
Secara nasional, keterisian tempat tidur isolasi masih di bawah 20 persen. Suharyanto meminta pasien yang isolasi mandiri agar mendapat perawatan ke isoter di wilayahnya masing-masing. (ant)