Akhir Cerita Guru di Mojokerto Pura-pura Dirampok Rp150 Juta
- VIVA/ Nur Faishal
VIVA – Sandiwara seorang guru wanita berinisial SWN (42 tahun) di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, cepat terbongkar. Mengaku menjadi korban perampokan Rp150 juta, ternyata apa yang dialaminya hanya pura-pura.
Duit itu ternyata titipan orang tuanya yang dihabiskan untuk kepentingan pribadi. Beruntung, sang ayah memaafkan perbuatan putrinya itu.
Lantas bagaimana kelanjutan kasus laporan palsu itu?
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Polisi Tiksnarto Andaru Rahutomo tak mengiyakan maupun membantah ketika ditanya kasus laporan palsu itu dihentikan. Dia hanya mengisyaratkan bahwa kasus itu harusnya menjadi pembelajaran bagi SWN.
“Kasus ini kami anggap sebagai sebuah pembelajaran berharga bagi yang bersangkutan. Terlebih lagi uang itu milik orang tuanya sendiri, dan orang tuanya sudah memaafkan perbuatan pelaku,” kata AKP Andaru kepada VIVA, Rabu, 23 Februari 2022.
Sebelumnya diberitakan, cerita itu bermula saat SWN merancang sandiwara menjadi korban perampokan di Desa Tanjangrono pada Senin, 21 Februari 2022. Dia mengaku duit yang dirampas baru saja diambil di Bank Jatim Cabang Pembantu Mojosari. Dia lalu melapor ke Markas Kepolisian Sektor Ngoro dan polisi pun melakukan olah TKP.
Nah, saat itu polisi menemukan kejanggalan. Keterangan pelapor berubah-ubah. Hasilnya, polisi tidak menemukan petunjuk tentang adanya peristiwa perampokan seperti yang dilaporkan SWN. Untuk memastikan itu, penyelidik juga mengkonfirmasi ke Bank Jatim soal adanya penarikan duit Rp150 juta yang dilakukan oleh pelapor.
“Guna memastikan kebenaran keterangan korban, Kanit Pidum dan piket Reskrim cek CCTV dan klarifikasi ke petugas Bank Jatim Capem Mojosari dan didapatkan keterangan tidak ada penarikan yang dilakukan SWN sebesar Rp150 juta dan rekening hanya tersisa kurang lebih Rp3 juta,” kata Andaru.
Ketahuan, SWN langsung seperti orang pingsan. “Yang bersangkutan dibawa ke Rumah Sakit Dharma Husada Ngoro. Hasil pemeriksaan dokter, semua dalam keadaan normal, pelapor hanya rasa ketakutan saja,” ujar Andaru.