Pengakuan 2 Debt Collector Pengeroyok Ketum KNPI Haris Pertama

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Dua pelaku dari empat pengeroyokan terhadap Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama telah ditangkap polisi. Kedua pelaku itu juga sudah mengakui perbuatan kriminalnya.

Gantikan Wulan Guritno, Chef Juna Diangkat Jadi Komisaris Independen Lucy In The Sky

Kedua pelaku itu ternyata profesinya sebagai debt collector. Mereka tak mengelak saat penyidik mencocokan mereka dengan bukti-bukti yang ditemukan.

"Mereka mengakui melakukan pengeroyokan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Endra Zulpan kepada wartawan, Rabu 23 Februari 2022.

41 Tersangka Perdagangan Orang Diringkus Polda Jatim, Ada yang Dijual Jadi PSK

Keduanya tak menampik saat petugas menunjukan rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang merekam detik-detik mereka menyerang Haris. 

Pelaku berinisial MS alias Bram dan JT alias Johar sama sekali tak menyangkal temuan polisi di lapangan. Begitu juga tersangka SS, yang diduga pemberi instruksi untuk mengeroyok Haris.  Pelaku SS mengaku sebagai orang yang memerintahkan mengeroyok Haris.

Terpopuler: Siswi Kristen Sekolah di Madrasah Islam Dapat Bantuan, Rekam Jejak Ketua KPK Baru

Tersangka pengeroyok Ketua DPP KNPI Haris Pertama.

Photo :
  • VIVA/Foe Peace Simbolon

Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Tubagus Ade Hidayat, mengatakan MS da JT adalah dua pelaku yang sudah diamankan dan jadi tersangka. 

Dari keterangan MS dan JT, mereka dapat honor dari dengan nominal tertentu untuk mengeroyok Haris Pertama. Bayaran untuk empat eksekutor pengeroyok termasuk MS dan JT ternyata baru sebagian. Menurut Ade, pelaku baru menerima honor Rp1 juta. 

"Dibagikan perorangan," kata Tubagus Ade Hidayat, Rabu 23 Februari 2022. 

Peristiwa pengeroyokan terhadap Haris Pertama terjadi di area parkir Restoran Garuda, Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 21 Februari 2022. Haris menceritakan begitu turun dari mobil, komplotan pelaku langsung menyerangnya dari belakang.

Haris mengaku tak mengenal dengan para pelaku. Saat kejadian, pelaku menganiaya dengan berteriak bunuh.

"Saya tidak kenal dan tidak bermusuhan dengan pelaku. Ketika saya turun dari mobil di restoran Garuda, mereka langsung memukul saya dari belakang sambil berteriak 'bunuh' 'mati'," ujar Haris, Senin, 21 Februari 2022.

Akibat pengeroyokan ini, wajah Haris babak belur. Dia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk perawatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya