Pupuk Organik Dilirik, Diyakini Cukup Menguntungkan

Ilustrasi petani.
Sumber :
  • VIVA/Diki Hidayat

VIVA – Kebutuhan akan pupuk terhadap produk pertanian para petani, sangat penting. Namun peran pupuk organik, dinilai cukup baik dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian.

Dedi Mulyadi Menanam Padi Usai Unggul di Pilgub Jabar Versi Hitung Cepat

Seperti diketahui, saat ini yang menjadi kendala petani terutama adalah langkanya pupuk subsidi. Alokasi anggaran pun tidak terlalu banyak. Sementara yang non subsidi, cukup mahal bagi petani. 

Ditengah situasi demikian, pupuk organik mulai dilirik sebagai pengganti pupuk pabrikan tersebut. Seperti yang dilakukan Rizky Syahrirul Barokah, perwakilan petani dari dari Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Sejak tahun 2018, ia mengaku sudah memanfaatkan pupuk organik.

Asosiasi Pedagang Kelontong Tolak Rancangan Permenkes Soal Kemasan Rokok Polos

Kenapa bertahan dengan pupuk organik, karena diakuinya cukup menguntungkan. Karena bisa dibuat secara mandiri oleh petani itu sendiri.

"Pada awalnya biaya akan lumayan tinggi untuk membenahi tanah akibat sedikitnya penambahan pupuk kompos pada perawatan sebelumnya. Namun jika sudah sehat tanahnya maka biaya akan lebih rendah," jelas Rizky kepada media, Senin 21 Februari 2022.

Tameng Ubah Desa di Malang Ini Jadi Pusat Hortikultura Modern

Untuk lahan yang sudah rusak, memang dalam perbaikan agar bisa memproduksi hasil lagi biayanya sama. Atau bahkan bisa lebih mahal. Tetapi setelah itu, biaya produksi bisa ditekan jauh.

"Namun jika lahan sudah sehat maka biaya produksi bisa berkurang mencapai 40 persen," katanya.

Dia sendiri adalah lulusan pertanian dari Universitas Jember. Jelas dia, penggunaan pupuk kimia diawal bisa jadi cukup menguntungkan. Namun perlahan tentu kebutuhan menjadi menigkat dan banyak, sehingga biaya produksi pun bisa membengkak.

Dia juga melihat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Jika beralih, maka butuh pembenahan tanah dulu untuk mendapatkan hasil maksimal. Bisa penghasilannya sama, atau di bawah. Itu terjadi karena tanah rusak, dan proses pembenahan.

"Maka perlu pembenahan tanah dahulu untuk mendapatkan hasil maksimal. hasil panen relatif sama dengan penggunaan pupuk kimia sintetis yang berlebih, banyak petani yang masih melebihi dosis pemakaian pupuk kimia sintetis. kondisi petani, selain memakai pupuk subsidi masih menambahkan dengan pupuk nonsubsidi," paparnya.

Selain itu, untuk produksi pupuk organik, kata Rizky, dirinya membuat pupuk organik sendiri baik padat maupun cair. Pembuatan dengan fermentasi bahan-bahan organik di sekitar yang mudah didapatkan.

"Untuk pupuk organik bahannya bisa dari kotoran hewan, seresah daun, jerami dan sekam. Untuk pupuk organik cair bisa dari bonggol pisang, rebung, urine hewan dan lainnya. Pada intinya petani harus menjadi petani yang mandiri," kata peraih Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2019 di Bidang Pangan itu.

Kementrian Pertanian terus mendorong penggunaan pupuk organik sebagai bagian utama dalam mengoptimalkan pertanian. Melalui Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO), petani akan lebih produktif dan meningkat pendapatannya.

“Manfaatkan fasilitas ini dengan baik untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendorong petani gunakan pupuk organik,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, beberapa waktu lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya