Kerikil di Lintasan Sirkuit Mandalika dari Palu, Diklaim yang Terbaik
- Motogp
VIVA – Kualitas kerikil atau gravel Sirkuit Mandalika belakangan disorot karena dianggap tidak sesuai spesifikasi dan rekomendasi federasi balap motor internasional atau FIM. Tapi siapa sangka, kerikil yang menjadi bahan campuran aspal sirkuit itu didatangkan dari Palu, Sulawesi Tengah.
Polemik kerikil Mandalika ini mencuat setelah dikeluhkan pembalap MotoGP saat melakukan tes pramusim di Sirkuit Mandalika. Terkait polemik itu, pihak kontraktor atas rekomendasi FIM dan Dorna Sport, akan melakukan pengaspalan ulang.
"Batu pecah (kerikil) yang kami gunakan diambil dari Palu, sudah disetujui FIM," kata Dirut PT PP Persero, Novel Arsyad dalam konferensi pers daring, Rabu, 16 Februari 2022.
Novel mengatakan PT PP Persero selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pelaksana proyek Sirkuit Mandalika tidak akan merubah spesifikasi material tersebut karena sudah persetujuan FIM selaku konsultan.
"Kita sudah siapkan materialnya, sudah approve by FIM, kami tidak akan merubah spesifikasi sehingga ini cukup memberikan masukan ke media, semua on speck, kelas kita sebagai kontraktor yang besar ingin memberikan yang terbaik," ujarnya
Novel menegaskan jika kerikil atau gravel asal Palu yang digunakan untuk pengaspalan maupun yang ada di pinggir lintasan Sirkuit Mandalika merupakan kerikil terbaik.
"Alhamdulillah (kerikil terbaik), tapi bukan ingin pembalap jatuh, tapi terbukti juga pas mereka tergelincir gravel mencover cukup baik dan ini satu kelebihan bersama," terang Novel
Lebih jauh, dia menekankan jika kerikil atau gravel yang digunakan untuk pengaspalan diambil khusus dari Palu dan sudah sesuai spesifikasi. "Kita minta dilakukan pengecekan- pengetesan sesuai spesifikasi yang ada baru masukin kapal tongkang, kita tidak ingin buang-buang waktu," imbuhnya
Sebelumnya, The Race, menurut sumber yang mereka temui di paddock, mengungkap masalah pada lintasan sirkuit Mandalika seperti yang dikeluhakan oleh para pembalap, sehingga muncul pertimbangan untuk melapis ulang.
Sumber tersebut menduga tipe kerikil yang dipakai dalam proses konstruksi dimana campuran asli yang dipilih oleh konsultan luar tidak digunakan dan digantikan dengan kerikil lokal.
Dengan bitumen dalam aspal yang tidak mengikat secara sempurna, sehingga membuat kekuatan motor yang mencapai 220 kilometer per jam, menyedot kerikil dan membuatnya terpental ke belakang. Masalah ini tidak muncul pada perhelatan WSBK pada November 2021 lalu, sebab kondisinya memang berbeda.
Motor yang dipakai untuk ajang tersebut diketahui memiliki spesifikasi kekuatan lebih rendah, serta cengkraman ban berbeda, ditambah kondisi hujan kala itu membuat temperatur trek menurun.