Bumbu Rendang Payakumbuh Diekspor ke Jerman dengan Kontrak 10 Tahun

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah bersama Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz saat melepas 15.000 bungkus bumbu rendang yang akan dikirim ke Jerman, Senin, 14 Februari 2022.
Sumber :
  • ANTARA/Akmal Saputra

VIVA – Bumbu rendang merek Mutiara yang diproduksi di Sentra Rendang Payakumbuh, Sumatera Barat, memasuki pasar ekspor yang ditandai dengan pengiriman 15.000 bungkus ke Jerman dengan masa kontrak hingga 10 tahun.

Industri Plastik dan Karet Indonesia Didorong Akselerasi Penerapan Ekonomi Hijau

Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz di Payakumbuh, Selasa, 15 Februari 2022, mengatakan bumbu rendang yang diterima untuk diekspor adalah yang diproduksi di Sentra IKM Randang Kota Payakumbuh.

"Rendang yang diekspor telah memenuhi standar kualitas ekspor dengan mengantongi sertifikasi internasional seperti ISO 22.000, HACCP, NKV, BPOM, dan lain sebagainya," kata dia.

Ribuan Orang di Sumbar Daftar Jadi Calon Petugas Haji 2025

Ia mengatakan 15.000 bungkus rendang merek Mutiara yang diekspor ke Jerman itu dilepas langsung oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi pada Senin, 14 Februari 2022.

Pada kesempatan itu juga dilaksanakan pengukuhan anggota Koperasi Anak Nagari Minangkabau yang diketuai pemilik Randang Mutiara, Fibrianti Katarina. Erwin Yunaz merupakan Pembina Kedinasan Koperasi Anak Nagari Minangkabau dan Kepala Disnakerperin Wal Asri selaku Penasihat.

Ciut Colek Rusia, Jerman Setop Rudal Taurus ke Ukraina?

Memasak rendang

Photo :
  • Antara/ Iggoy el Fitra

Ia mengatakan ekspor perdana rendang di bawah Koperasi Anak Nagari Minangkabau yang mengayomi UMKM Sumatera Barat ini merupakan pertanda baik.

"Ini merupakan pertanda baik untuk produk unggulan Kota Payakumbuh The City of Rendang diterima oleh pangsa  mancanegara. Jumlah produksinya cukup besar dan akan bertambah terus," katanya.

Menurutnya, koperasi Anak Nagari Minangkabau ini hadir untuk pemasaran, wadah membantu UMKM yang sama-sama mencari peluang memasarkan produknya.

"Kita melihat industri di Sumbar yang sudah dapat nama, tapi kita belum melihat marwahnya menjadi penguasa pasar. Ini adalah wujud yang perlu dikawal, pemerintah bekerja mengawal dan merealisasikan ini," ujarnya.

Erwin mengatakan saat ini adalah zamannya berkolaborasi untuk berhadapan dengan pelaku usaha yang besar di tingkat nasional dan internasional meskipun masih banyak UMKM yang mengadu kepada pemerintah.

"Dengan adanya koperasi, sebagai marwahnya orang minang. Banyak produk untuk kita kawal dan pasarkan, Rendang salah satunya. Rendang adalah produk kecil, tapi bisa menghidupi negeri ini. Mengisi itu perlu kebijakan, harapan kita semoga gubernur dan kepala daerah lainnya di Sumbar bisa mengalokasikan anggaran untuk kemajuan koperasi," ujarnya.

Sementara itu pemilik Randang Mutiara Fibrianti Katarina mengatakan bahwa yang akan diekspor ke Jerman adalah bumbu rendang.

"Kami mempersiapkan segala sesuatunya selama setahun. Alhamdulillah, kontrak kita dengan pihak di Jerman selama 10 tahun, dan produk secara berkala dikirim per tiga bulan," ujarnya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya