Performa Internet Service Provider: Antara Janji dan Realisasi

Ilustrasi Download Video Instagram
Sumber :
  • Tangkapan Layar

VIVA – Beban berat masih harus ditanggung penduduk bumi akibat pandemi Covid-19 di tahun 2021. Seluruh sektor mengalami dampak tekanan yang luar biasa, tak terkecuali bagi Indonesia. Mulai dari kesehatan, sosial, hingga merembet ke ekonomi.

Apindo Apresiasi Rencana Pemerintah Tunda PPN 12 Persen

Semester kedua tahun 2021, menjadi masa yang penuh drama. Di bulan Juli, terjadi gelombang Covid-19 varian Delta, dan di bulan Desember sudah mulai dihantui oleh Covid-19 varian Omicron.

Pemerintah pada akhirnya memberlakukan kembali beberapa pembatasan untuk menekan penyebaran virus mematikan tersebut. Mulai dari pembatasan mobilisasi masyarakat keluar daerah, penerapan protokol kesehatan secara ketat, dan lain sebagainya.

Hari Ini Pilkada 2024 Digelar Secara Serentak, Warganet Bagikan Momen Nyoblos

Dampaknya, masyarakat dituntut untuk lebih banyak beraktivitas dan menikmati liburan di rumah, menahan diri untuk tidak bepergian terlebih dahulu.

Internet akhirnya tetap menjadi tumpuan pelbagai aktivitas di masa pandemi ini. Buntutnya dari peningkatan kebutuhan internet di rumah tangga, kompetisi penyedia layanan internet terutama fixed broadband menjadi semakin ketat.

Pemuda Katolik Gelar Doa Bersama Agar Pilkada Serentak Besok Damai dan Rukun

Semua penyedia layanan internet mengumbar janji untuk melayani pelanggan dengan prima. Namun, seperti apa yang dirasakan dan diterima pelanggan sesungguhnya?.

Enciety Business Consult (EBC) rutin melakukan pengukuran kecepatan internet pada beberapa pelanggan dari 9 provider penyedia layanan fixed broadband di Indonesia. Hasilnya menunjukkan, dalam periode Juni hingga Desember 2021, kesenjangan kecepatan antara upload dan download Biznet terlihat semakin lebar.

Di Akhir 2021, kecepatan upload dan download Biznet pada paket 75 Mbps masing-masing sebesar 23,20 Mbps dan 30,60 Mbps (selisih sekitar 7,40 Mbps). Hal tersebut sangat berbeda dengan kondisi di bulan Juni 2021 lalu, di mana kecepatan upload mencapai 34,04 Mbps dan download 34,64 Mbps (selisih sekitar 0,60 Mbps). Padahal, Biznet selalu mengklaim bahwa kecepatan upload dan download yang diberikan pada pelanggan adalah simetris.

Berbeda halnya dengan IndiHome yang sedari awal memang tidak menawarkan kecepatan upload dan download yang simetris. Namun justru tren selisih kecepatan upload dan download IndHome semakin menyempit.

Jika pada bulan Juni 2021 kecepatan upload IndiHome paket 20 Mbps sebesar 3,70 Mbps dan download 18,32 Mbps (selisih sekitar 14,62 Mbps), maka pada Desember 2021, kecepatan upload-nya menjadi 7,69 Mbps dan download-nya 21,43 Mbps (selisih 13,74 Mbps).

Dengan semakin menyempitnya selisih tersebut membuat rasio upload dan download IndiHome yang 6 bulan lalu 1:5 menjadi 1:3.

Tren kecepatan upload dan download IndiHome dalam 6 bulan terakhir juga makin memanjakan pelanggan diatas 10 Mbps. Sejak Juli 2021, kecepatan download IndiHome melebihi paket kecepatan yang dipilih.

Perbedaan kecepatan upload dan download yang kian melebar tidak hanya terjadi pada Biznet, tapi juga MyRepublic dan FirstMedia. Pada pelanggan FirstMedia paket 150 Mbps, rasio upload dan download di semester kedua 2021 juga semakin melebar dari yang semula 1:5 menjadi 1:10, meski kabar baiknya adalah kecepatan download-nya di bulan terakhir 2021 yang lalu diatas 150 Mbps.

Pada Juni 2021, kecepatan upload MyRepublic 13,36 Mbps dan download 29,11 Mbps pada pelanggan paket 30 Mbps. Kecepatan upload MyRepublic trennya turun hingga pada akhir tahun berada di angka 12,35 Mbps. Meski pun, download-nya cenderung naik menjadi 37,95 Mbps. Perbedaan tren tersebut membuat rasio upload dan download mengalami perubahan dari yang semula 1:2 menjadi 1:3.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya