Perpanjang Batas Usia Pensiun TNI Mesti Merujuk Kajian Akademis

VIVA Militer: Prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Batas masa usia pensiun TNI yang tengah diproses judicial review atau uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK) jadi perhatian. Perpanjangan batas pensiun TNI diharapkan merujuk kajian akademis, bukan politik.

Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Soleman Pontoh menyampaikan jika usia pensiun TNI hingga 60 tahun akan menyulitkan untuk level tamtama dan bintara. Dia mengatakan demikian karena tugas keseharian tamtama dan bintara di lapangan mesti membawa ransel senjata senjata.

"Untuk tamtama dan bintara sangat menyulitkan ketika harus pensiun di usia 60 tahun. Karena di usia itu pasti sudah banyak perubahan, seperti perutnya gendut sehingga akan ngos-ngosan saat lari di lapangan," kata Soleman Pontoh di Jakarta, Jumat, 11 Februari 2022.

Dia juga menganalisa dampak level perwira TNI yang pensiun di usia 60. Menurutnya, bakal ada dampak negatif yaitu saat akan berkarir atau second carrier di masyarakat. 

Solemen bilang terlalu tua untuk perwira TNI pensiun di usia 60. Berbeda jika pensiun di usia 58 tahun.

"Adaptasi 2 tahun sehingga bisa berkarir di luar milter di usia 60 tahun. Sementara ketika pensiun di usia 60 tahun ditambah adaptasi 2 tahun, maka di usia 62 berkarir di luar militer. Itu sudah terlalu tua," jelas purnawirawan TNI bintang dua itu. 

Pun, dia menambahkan jika pensiun di usia 60 maka juga berdampak terhadap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Isunya Andika digadang-gadang masuk bursa bakal capres.

VIVA Militer: Prajurit TNI Angkatan Darat ketika gelar Apel Pasukan di Monas

Photo :
  • Dispenad

Sebab, jika gugatan batas pensiun TNI dikabulkan MK maka Andika baru di usia 65 tahun daftar sebagai calon presiden. Kata dia, usia segitu masuk kategori terlalu tua menjadi capres. 

"Jadi memang sangat subjektif usulan pensiun anggota TNI hingga usia 60 tahun. Apalagi usulan perpanjangan usia pensiun itu saat ini sudah masuk DPR sehingga sudah masuk ranah politik," tuturnya. 

Dia menganalisa dikhawatirkan perpanjangan usia pensiun bakal menunjukkan pelemahan kualitas internal TNI. Alasannya nanti bisa makin banyak usia uzur untuk berperang.

Soleman menambahkan, tak bisa usia pensiun TNI disamakan dengan polisi. Ia mengatakan karena tugas antara TNI dan Polri juga berbeda. 

"Polisi ranah tugasnya adalah sipil, sementara militer adalah pertahanan yang harus naik dan turun gunung menghadapi musuh," sebut Soleman.

Maka itu, ia menekankan soal batas pensiun TNI ini jangan dikaitkan dengan kepentingan politik tapi mesti berdasarkan kajian akademis. 

Sementara, pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai, perpanjangan usia pensiun akan menunjukan kesan ada problem regenerasi di TNI. Padahal, TNI masih banyak perwira TNI yang mampu menjalankan tugas.

Usulan PDIP Soal Polri di Bawah TNI atau Kemendagri Dianggap Aneh

Seperti diketahui, judicial review atau uji materi batas masa usia pensiun TNI diajukan lima orang. Salah seorang di antaranya merupakan pensiunan TNI bernama Euis Kurniasih.  

Mereka menggugat pasal 53 dan 71 huruf a Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI). Dua pasal tersebut mengatur tentang batas usia pensiun anggota TNI. 

2.000 Lebih Aparat Gabungan Diterjunkan Kawal Reuni Akbar Persaudaran Alumni 212

Dalam pasal itu menyebut anggota TNI golongan bintara dan tamtama pensiun paling lambat di usia 53 tahun. Sementara, itu, anggota TNI golongan perwira pensiun paling lama pada usia 58 tahun.

Nasdem Tolak Usulan Polri di Bawah TNI atau Kemendagri
Cagub-Cawagub Jakarta Nomor Urut 3, Pramono Anung-Rano Karno Bersama Tim Pemenangan

Timses Pram-Doel: Kami Merasakan TNI-Polri Menjaga Netralitas dalam Pilkada Jakarta

Tim sukses Pramono Anung dan Rano Karno mengapresiasi profesionalitas TNI dan Polri di Pilkada Jakarta 2024 sehingga Pilkada berjalan kondusif dan lancar.

img_title
VIVA.co.id
1 Desember 2024