Menkominfo Ungkap Tantangan Pers: Clickbait, Hoaks Hingga Infodemik
- Dok. AMSI
VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyampaikan, bahwa pers memiliki peran strategis dalam menjaga kehidupan berbangsa yang demokratis, cerdas, dan bermartabat. Hal ini disampaikan Johny dalam diskusi virtual yang digelar Forum Pemnred bertajuk The Editor's Talk, pada Selasa sore, 8 Februari 2022.
"Peran pers akan tetap relevan dari masa ke masa. Bahkan, di era digital sekarang, pers senantiasa menjalankan fungsi yang sangat kritis dan korektif dalam mewujudkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang lebih inklusif, demokratis, dan visioner," ujar Johnny.
Lebih lanjut, Johnny mengatakan, bahwa pers merupakan pilar keempat demokrasi setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Bahkan, pers menjadi pengontrol tiga pilar lain tersebut.
"Kita memang dikontrol pers dan pers berjanji untuk mengontrol kita dan itu adalah hal baik," katanya.
Ia menyebutkan jika era transformasi digital bisa dijadikan batu loncatan bagi insan pers, agar dapat semakin berkembang.
Sebab, berdasarkan Digital News Report Tahun 2021 yang dirilis Reuters Institute, University of Oxford, media daring termasuk media sosial, menjadi sumber berita yang paling banyak diakses masyarakat yaitu 89 persen. Kemudian, media televisi mengambil porsi 58 persen dan media cetak 20 persen.
Pada kesempatan tersebut, Menkominfo juga menyampaikan tantangan pers masa kini di Indonesia. Ia menilai, tantangan terbesar bagi pers bukan hanya berasal dari faktor eksternal, yakni terkait kebebasan pers, tetapi juga dari dalam pers itu sendiri.
"Selain kebebasan pers, tantangan yang perlu dihadapi adalah menegakkan jurnalisme berkualitas, industrialisasi dan komersialisasi yang melanda pers, ditambah tuntutan pers harus beradaptasi dengan akselerasi teknologi informasi dan komunikasi membuat pers mengalami kecanggungan," sebut Johnny.
Selain itu, kemunculan media-media baru dan fenomena media sosial yang sarat clickbait, hoaks, dan bahkan infodemik juga menjadi tantangan lain yang dihadapi pers Indonesia.