Kisah Pilu Tulus, 4 Anggota Keluarganya Tewas di Bus Maut Bantul

Pemakaman 6 Korban Kecelakaan Maut Bus Yang Terjadi di Yogyakarta
Sumber :
  • VIVA/ Fajar Sodiq

VIVA – Tulus Rahmanto (37 tahun) tidak bisa menyembunyikan rasa kesedihannya setelah empat anggota keluarganya menjadi korban meninggal dalam kecelakaan bus wisata di Bukit Bego, Imogiri, Bantu, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu, 6 Februari 2022.
 
Kini empat anggota keluarganya telah dimakamkan dalam satu liang lahat bersama dengan dua jenazah kerabat lainnya di Makam Gedong, Dukuh Kedungrejo, Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo.

Gempa 7,3 Magnitudo di Vanuatu, Korban Meninggal Menjadi 14 Orang

Tulus menceritakan awalnya sempat melarang keinginan anak sulungnya yang bernama Arditya Revan Pratama (9 tahun) untuk ikut rombongan wisata dengan mengunjungi sejumlah obyek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia melarang lantaran buah hatinya itu sering mabuk darat jika bepergian dengan naik bus.

“Kemarin-kemarin udah bilang sebenarnya nggak boleh ikut kan anaknya itu kalau masuk bus sering mabuk,” kata dia saat ditemui wartawan di sela-sela menerima santunan Jasa Raharja di Balai Desa Mranggen, Senin, 7 Januari 2022.

Momen Unik! Ayah ini Syok Ketika Mobil Koleksi Kesayangannya Dijadikan Mainan oleh Anaknya

Tulus mengaku tak hanya melarang anaknya, kedua orang tuanya yang ikut dalam rombongan bus pariwisata itu juga semula sempat dilarangnya. 
Menurutnya jatah tempat duduk yang disediakan hanya dua kursi padahal anaknya turut ikut sehingga merasa iba jika kedua orang tuanya itu harus memangku sang buah hati.

“Yang berangkat tiga orang dan cuma punya dua kursi. Kalau semua ikut, saya kasihan karena anak saya itu sudah besar. Umurnya memang baru segitu tapi pertumbuhannya tinggi dan besar. Tapi kakek dan neneknya nggak apa-apa ya udah ikut karena ada yang berdiri,” ujarnya.

Korban Anak Bos Roti Pertimbangkan Laporkan Pengacaranya

Meskipun sempat dilarang, namun akhirnya mereka ikut berangkat piknik bersama rombongan keluarga dan karyawan perusahaan konveksi yang dimiliki kerabatnya. 

Ia pun tidak mengetahui pukul berapa bus rombongan wisata itu berangkat dari Polokarto karena saat itu dirinya masih bekerja di daerah Telukan, Sukoharjo.

“Karena saya hari H berangkat itu tidak berada di rumah dan masih kerja. Kalau nggak salah jam 07.00 WIB berangkatnya karena saya sampai rumah jam 07.30 WIB,” tuturnya.

Muncul Kabar Duka

Lantas, Tulus pun begitu kagetnya ketika mendengar kabar bahwa bus pariwisata yang ditumpangi anggota keluarganya itu terjadi kecelakaan di perjalanan tepatnya di Bukit Bego, Imogiri. Terlebih kabar itu menyebutkan jika sejumlah anggota keluarganya ikut menjadi korban dan meninggal dunia.

“Dapat kabar keluarga meninggal itu kurang lebih 15.30 WIB,” sebut dia.

Kabar tersebut membuat dirinya langsung terpukul pasalnya dalam rombongan bus pariwisata itu terdapat empat anggota keluarganya yang menjadi korban meninggal dunia. 

Seperti diketahui meskipun bukan karyawan dari konveksi tersebut, keluarganya itu masih terhitung kerabat dari sang pemilik konveksi sehingga diajaknya untuk ikut piknik.

“Ya cuma bisa ikhlas dan berdoa. Pasti terpukul karena yang hilang itu keluarga saya itu empat orang, nenek saya, bapak saya, ibu saya dan anak saya,” sebutnya dengan nada lirih.

Bus wisata kecelakaan di Imogiri, Bantul, Yogyakarta

Photo :
  • Instagram @forumwartawanpolri

Sebelum terjadi peristiwa itu, ia mengaku tak mendapatkan firasat apapun. Meski demikian, Tulus mengaku menyesal karena tidak bisa menuruti dan memenuhi permintaan terakhirnya putra sulungnya yang meminta dibelikan makan ringan untuk bekal piknik pada semalam sebelum kejadian.

“Pada malamnya itu minta dibeliin snack tapi karena adiknya belum tidur jadi belum sempat saya belikan. Setelah itu saya rapat pas mau dibeliin warungnya sudah tutup,” katanya pasrah.

Meninggalnya sang anak tercinta, Revan menyisakan banyak kenangan. Menurutnya, putranya itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar meski usianya baru 9 tahun. 

Selain itu, Revan juga lincah. Kini adiknya, Alfino yang berusia tiga tahun terus menanyakan kabar dan keberadaan sang kakak yang telah dimakamkan satu liang lahat bersama anggota keluarga lainnya.

“Dari kemarin nanyain tapi saya alihkan. Selain adiknya kini istri juga masih syok, diam dan emosional mengetahui anaknya menjadi salah satu korban yang meninggal,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya