Walkot Semarang Sebut Keterisian RS Kasus Omicron Tak Seperti Delta
- tvOne/Teguh Joko Sutrisno
VIVA – Kasus COVID-19 di Kota Semarang semakin melejit di pekan pertama bulan Februari 2022 ini. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, namun tidak panik.
Dia juga meminta terus disiplin protokol kesehatan. Namun, menurut pengamatan wali kota yang akrab disapa Hendi tersebut, varian Omicron tidak sedahsyat varian Delta.
Meski kasus COVID-19 meningkat, kata Hendi, tingkat keterisian isolasi terpusat dan rumah sakit tidak seperti saat Kota Semarang menghadapi varian Delta. Ia juga tidak mendapat laporan terkait adanya kasus meninggal karena varian Omicron.
"Memang angkanya naik kenceng gitu ya, tapi kalau dibandingkan varian Delta, tingkat keterisian rumah sakit dan isoternya tidak seperti pada saat varian Delta. Memang saat ini sudah ada dua kasus meninggal, tapi itu karena varian Delta, lansia, dan komorbid," jelasnya di Semarang, Senin, 7 Februari 2022.
Sementara itu, dari pantauan di website resmi Dinkes Kota Semarang, siagacorona.semarangkota.go.id, per hari ini tercatat kasus aktif di Kota Semarang sudah mencapai 340 orang, baik yang dirawat maupun yang menjalani isolasi. Angka itu terdiri dari warga Kota Semarang sebanyak 298 dan warga luar kota yang dirawat atau menjalani karantina di sini sebanyak 42 orang.
Jumlah kenaikan ini jauh melesat dalam sepekan, dibandingkan angka pada Senin, 31 Januari lalu yang kasus aktifnya berjumlah 62 orang, terdiri dari 44 warga Semarang dan 18 warga luar kota, maka terjadi kenaikan 278 kasus dalam satu pekan. Artinya lonjakannya lebih dari 500 persen atau lima kali lipat.
Kasus terkonfirmasi tersebar di seluruh 16 kecamatan yang ada. Angka tertinggi berada di Kecamatan Ngaliyan dan Pedurungan yang masing-masing mencatat 30 kasus.
Wali kota Semarang mengungkapkan, pelaku perjalanan menjadi kelompok yang mencatat angka kasus tertinggi. Kemudian ada kasus pendidikan, serta kasus dari lingkup keluarga.
Laporan Teguh Joko Sutrisno