Enggartiasto: Jokowi Tak Pernah Membedakan Latar Belakang

Enggartiasto Lukita.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem, Enggartiasto Lukita mengajak kepada seluruh anak bangsa agar bersatu untuk Indonesia lebih baik. Segala perbedaan suku, budaya, bahasa dan adat istiadat justru menjadi anugerah untuk saling menjaga.

Bela Jokowi, Rampai Nusantara Tak Sependapat Dengan Hasto Soal Kriminalisasi Terhadap Anies

”Sekarang, sadarlah seluruh warga negara Indonesia. Keturunan apapun, apakah keturunan Tionghoa, keturunan Arab dan keturunan India, mari kita berbuat yang lebih baik,” ungkap Enggartiasto Lukita dalam keterangan tertulisnya, Senin 7 Februari 2022.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Photo :
  • Fikri Halim/VIVAnews.
Eks Wantimpres Kecewa, Bilang Harusnya Jokowi Jadi Negarawan saat Pilkada

Kata dia, jika semua warga memiliki tekad dan pandangan yang sama bahwa Indonesia harus dijaga dan dirawat, maka, urusan bangsa dan negara menjadi tanggung jawab bersama. 

"Di manapun kita berada, apapun peranan kita, sekecil apapun kontribusi kita, kita harus lakukan itu demi Indonesia,” ajaknya.

Jokowi Bertemu Kiai Khos NU Jawa Tengah di Solo Jelang Pencoblosan Pilkada, Ada Apa

Mantan Menteri Perdagangan itu mengakui jika semangat saling menjaga dan menghormati antar sesama sudah ditunjukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selama periode pertama hingga periode kedua, Presiden Jokowi tidak pernah mau dan tidak pernah membeda-bedakan.

"Tidak pernah dilihat latar belakang apa, agamanya apa, sukunya, tidak ada. Beliau tidak mempedulikan itu. Jadi benar-benar menyamakan semua status warga negara itu sama diberikan hak yang sama," beber Ketua Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) 2012–2022.

Kebebasan dan persamaan hak bagi warga keturunan Tionghoa tidak ia dapatkan pada tahun 70-an. Enggar pun mempunyai pengalaman yang pahit ketika menjadi mahasiswa di Bandung, Jawa Barat. 

"Sejak mahasiswa, saya menjadi makhluk yang langka. Orang yang langka di Bandung karena saya keturunan China,"

Tapi, karena mempunyai niat untuk berbuat lebih baik, Enggar memberanikan diri datang ke presidium dewan mahasiswa untuk bergabung ke dalam organisasi kampus. 

"Saya Kristen dan keturunan China. Saya mau berbuat dan mau aktif. Boleh nggak? Tapi, saya tidak mau diperlakukan berbeda. Saya nggak mau dibedakan dan saya tidak mau membedakan diri,” kenang Enggar. 

Berbekal mental baja, akhirnya Enggar pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam dunia politik. Buah dari kegigihan itu, Enggar menjadi anggota DPR RI selama tiga periode. Namun, pertengahan tahun 2013, ia memilih mengundurkan diri dari anggota DPR sekaligus dari Partai Golkar. 

”Saya mau bersama-sama membesarkan partai (NasDem) dengan Pak Surya Paloh, karena saya terlibat sejak awal di Ormas Nasional Demokrat," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya