Logo BBC

Kisah Pasangan Muda Tinggalkan Kota Demi Mendidik Anak Pelosok Papua

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Jiwa-jiwa yang akhirnya tersentuh


Setelah tiga tahun berjalan, Mome Lemnep Ae kini memiliki ruang kelas yang yang lebih layak. Kegiatan belajar berjalan empat kali dalam satu pekan.

Ada lebih banyak pemuda-pemudi setempat yang mereka latih untuk menjadi pendamping bagi anak-anak setempat.

Hanya saja, ada sebagian orang tua yang menganggap rumah belajar itu sebatas "latih-latih" atau "bermain-main" karena metode belajar yang berbeda dengan sekolah formal pada umumnya.

Statusnya sebagai sekolah alternatif juga membuat Mome Lemnep Ae tidak bisa menerbitkan ijazah, yang bagi sebagian orang tua dianggap penting dari sebuah proses belajar.

Mereka berupaya mengakomodasi aspirasi itu dan tengah mendaftarkan rumah belajar mereka sebagai pusat kegiatan belajar mengajar nonformal.

Dengan demikian, anak-anak didik mereka bisa mengikuti ujian kejar paket A dan mendapatkan ijazah setara kelulusan SD. Hal itu, juga memberi peluang bagi anak-anak itu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di masa yang akan datang.

Namun bagi Adit dan Putri, proses belajar anak didiknya hingga bisa bertumbuh menjadi anak-anak yang berilmu lah yang terpenting.

Seperti Yanes dan Yuman yang tadinya tidak bisa baca tulis, kini telah mampu menciptakan karya. Keduanya bahkan kini telah menjadi pendamping belajar bagi anak-anak di Kampung Kosarek.

"Kami terharu dan bangga melihat perkembangan mereka, dari masih kecil dengan bahasa Indonesia patah, menulis tidak bisa, sampai sekarang mereka menjadi tutor lokal untuk anak kelas 2 SD," kata Putri.

"Ada jiwa-jiwa yang kami sentuh dan sampai sekarang mau bertumbuh bersama kami itu yang membuat kami berpikir, `Oh ini alasan kami mau meninggalkan kenyamanan di kota`," ujarnya.