Kisah Pasangan Muda Tinggalkan Kota Demi Mendidik Anak Pelosok Papua
- bbc
Hal itu membuatnya gelisah. Bagi Adit, kegelisahan itu adalah panggilan spiritual dari Tuhan untuk menjangkau anak-anak tersebut. Momen itu lah yang membuat Adit bersama Putri bertekad menjalankan misi sebagai pendidik.
"Banyak anak mau didampingi tapi orang-orang belum banyak yang terpanggil untuk datang. Kami ingin memberikan hidup untuk anak-anak ini sehingga mereka bisa bertumbuh seperti anak-anak di daerah lain yang lebih beruntung," ujar Putri.
Ekspedisi berjalan kaki menyusuri 26 kampung
Adit dan Putri memulai misi mereka dengan berjalan kaki menyusuri 26 kampung di Kabupaten Yahukimo pada penghujung 2017.
"Kami ingin merasakan sendiri, melihat, dan mencari tahu kira-kira tempat mana yang Tuhan tunjuk kami untuk menyelenggarakan pendidikan," kata Putri.
Tidak ada akses jalan raya dan transportasi darat yang bisa digunakan. Mereka harus berjalan menyusuri hutan untuk mencapai kampung-kampung di Yahukimo.
Opsi lainnya adalah menggunakan pesawat perintis yang tentunya berbiaya mahal.
Sebanyak 26 kampung mereka singgahi dalam kurun 42 hari perjalanan, salah satunya Kampung Kosarek.
Adit dan Putri menemui banyak anak usia sekolah di Kosarek, tetapi mereka tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung. Sebab, terakhir kali sekolah formal beroperasi di distrik itu ialah pada 2006.
Seluruh penduduk di Kampung Kosarek beragama Kristen, sehingga setiap pekan mereka mengikuti Sekolah Minggu di gereja. Berbagai kegiatan masyarakat pun dikoordinasikan oleh gereja.
Namun, tingkat literasi yang rendah membuat anak-anak itu tidak bisa membaca injil meski telah diterjemahkan ke dalam bahasa Mek, bahasa asli mereka.
Melihat situasi itu, Adit dan Putri meyakini bahwa Kampung Kosarek lah tempat yang ditunjuk Tuhan untuk mereka.
Mereka kemudian menyampaikan misi untuk menggerakkan kembali pendidikan di kampung itu kepada misionaris gereja.
"Waktu kami memperkenalkan diri dan menyampaikan visi kami untuk menggerakkan pendidikan di daerah terpencil, mereka [misionaris gereja] senang," kata Adit.
"Bagi mereka, kami adalah pergumulan dan jawaban doa mereka, dan bagi kami mereka juga adalah jawaban dari doa-doa kami," ujarnya.
Mome Lemnep Ae Kosarek