Waketum DMI: Pimpinan Ponpes Maafkan Kepala BNPT Soal Pernyataannya

Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Komjen (Purn), Syafruddin.
Sumber :
  • VIVA/Syaefullah

VIVA – Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Komjen (Purn), Syafruddin mengatakan, para pimpinan pondok pesantren telah sudah memaafkan pernyataan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar yang menyebut 198 Ponpes terafiliasi terorisme di Indonesia. 

Penyebab Kebakaran Asrama Putri Pondok Pesantren Babul Maghfirah Aceh Diduga Arus Pendek Listrik

Hal itu ditegaskan Syafruddin saat silaturahim dengan para kiai pengasuh pondok pesantren modern dan tradisional. Silaturahim digelar di Kantor Pusat DMI, Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Sabtu, 5 Februari 2022. 

"Sudah clear para pimpinan Ponpes yang hadir di sini sekaligus mewakili ribuan pondok pesantren sudah tidak mempermasalahkan hal itu. Ini ada miskomunikasi sudah ada permintaan maaf," kata Syafruddin di lokasi. 

Warga Hindu India Kirim Petisi ke Pengadilan, Sebut Situs Muslim Sufi Berada di Atas Kuil Dewa Siwa

Dalam kesempatan itu, dia mengajak para kiai pengasuh pondok pesantren modern dan tradisional di Tanah Air untuk mempersiapkan para santri menjadi cendikiawan muslim. Hal ini untuk menyongsong bonus demografi pada 2030. 

"Para santri akan menduduki sentral-sentral seluruh aspek kehidupan bukan hanya di dakwah, bukan hanya tentang agama, tapi di bidang ekonomi, sosial dan masyarakat," ujar Syafruddin. 

8 Anggota NII Ditangkap, Ken Setiawan: Ancaman NII Tak Pernah Hilang

Maka dari itu, ia perlu dipersiapkan dengan matang para santri. Sebab, ke depan pimpinan banyak diisi oleh kalangan anak muda. 

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar

Photo :
  • VIVA/Fajar Sodiq

"Cendikiawan itu bukan hanya dakwah, bukan hanya kiai tapi kiai ahli ekonomi. Kiai ahli pertanian itu Rektor IPB (Arif Satria) beliau menjadi ketua ICMI sekarang," ujarnya. 

Sementaran itu, Sekjen Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM) Gus Lukman menilai, apa yang disampaikan oleh Syafruddin sangat penting. 

"Ini (cendikiawan muslim) menjadi penting ke depan santri ahli ekonomi dan sosial," ujar Lukman. 

Tentu saja, apa yang disampaikan mantan Wakapolri itu para santri cendikiawan muslim bukan hal yang tidak mustahil. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya