Ketua MPR Minta Pemerintah Waspada Puncak Gelombang Omicron
- ANTARA FOTO/Didik Suhartono
VIVA - Pemerintah diminta menyiapkan skenario menghadapi kemungkinan terburuk menghadapi COVID-19 pasca kasus harian terus mengalami kenaikan. Apalagi, puncak gelombang varian baru COVID-19, Omicron diprediksi terjadi pada bulan Februari ini.
Siaga Terhadap Kemungkinan Terburuk
"Meminta pemerintah untuk siaga dalam menghadapi kemungkinan terburuk puncak kasus COVID-19 yang diprediksi terjadi pada bulan ini," kata Ketua MPR, Bambang Soesatyo, kepada awak media, Kamis, 3 Februari 2022.
Lebih jauh Bamsoet mengatakan jika kasus COVID-19 terus mengalami kenaikan dan puncak gelombang Omicron terjadi pada bulan ini, maka pemerintah bisa mengambil sikap hingga kebijakan menarik rem darurat.
Baca juga: WHO: Peningkatan Kematian Akibat COVID-19 Sangat Mengkhawatirkan
Pembatasan Mobilitas Masyarakat
Rem darurat itu, kata Bamsoet, yakni melakukan pembatasan mobilitas masyarakat di seluruh sektor hingga mempertimbangkan opsi lockdown regional di tengah situasi pandemi COVID-19 yang terus mengalami lonjakan.
"Mengingat, lockdown regional ini dinilai sebagai opsi paling riil yang bisa memutus rantai penularan COVID-19," ujarnya.
Jajaran Pemerintah Terus Koordinasi
Kemudian, lanjut Bamsoet meminta pemerintah pusat, pemda dan Satgas Penanganan COVID-19 terus berkoordinasi dan melakukan monitoring serta pengecekan kesiapan dan ketersediaan fasilitas kesehatan, khususnya di setiap rumah sakit rujukan COVID-19.
Bamsoet menambahkan pemerintah juga harus menyiapkan rumah sakit darurat COVID-19 hingga menambah relawan yang dikhususkan penanganan COVID-19 hingga memastikan ketersediaan obat-obatan dan alat pendukung medis lainnya.
"Hal ini sebagai upaya antisipasi dalam mencegah kolapsnya fasilitas kesehatan akibat terus meningkatnya kasus COVID-19 di tanah air," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini juga meminta pemerintah untuk meningkatkan testing dan tracing dalam situasi sekarang.
"Untuk mengetahui tingkat penyebaran dan penularan, di samping terus berupaya mengakselerasi vaksinasi COVID-19 mulai dari dosis pertama, kedua hingga dosis ketiga atau booster," katanya.