Klaster Keluarga dan Sekolah Pemicu COVID-19 Melonjak di Kota Malang
- VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)
VIVA – Angka kasus COVID-19 di Kota Malang terus mengalami peningkatan bahkan tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Kota Malang paling tinggi dengan kasus aktif 97 angka dari daerah-daerah lain.
Kasus positif ada penambahan 15 pasien pada Selasa, 25 Januari 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif mengatakan penyebab tingginya kasus COVID-19 karena dua faktor yaitu klaster keluarga dan klaster sekolah.
Kabar terbaru, sebanyak 37 siswa dan guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang terpapar COVID-19.
"Peningkatan dari kontak erat lalu tracing dan testing. Dari kasus sebelumnya yaitu kasus (klaster) keluarga dan sekolah (MAN 2 Kota Malang)," kata Husnul, Selasa, 25 Januari 2022.
Husnul mengatakan kasus COVID-19 masih didominasi varian lama. Sebanyak 3 orang dinyatakan terpapar varian Omicron tetapi semuanya sudah sembuh. Tingginya angka COVID-19 karena tracing dan testing masif dilakukan.
Untuk kondisi di MAN 2 Kota Malang semuanya dinyatakan membaik. Sebanyak 37 siswa dan guru menjalani isolasi mandiri di sekolah dengan pengawasan ketat Puskesmas Arjuno Kota Malang. Kabar baiknya mereka akan mengakhir masa isolasi mandiri selama 14 hari pada Kamis, 27 Januari 2022 mendatang.
"Isolasi mandiri sebagian isolasi di dalam gedung di MAN 2 Kota Malang (97 kasus aktif). Laporan dari tim kesehatan mereka tambah membaik. Kurang 2 hari isoman. Insyallah Kamis sudah sembuh," ujar Husnul.
Husnul menuturkan sebagai antisipasi lonjakan kasus COVID-19. Pemkot Malang menyiapkan Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Malang sebagai tempat isolasi terpusat.
Untuk kapasitasnya sebanyak 50 bed pasien ringan. Saat ini sedang dimatangkan oleh Dinkes Kota Malang.
"Insha Allah sudah direncanakan dan dipersiapkan mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa beroperasional. Nakesnya nanti dari RSUD sebagai pengapunya sudah disiapkan dokter berapa perawat berapa sudah dihitung oleh RSUD," tutur Husnul.