Korban Dugaan Pemberian Vaksin Kosong di Medan Jadi 2 Orang
- Instagram @medantau.id
VIVA – Penyelidikan kasus dugaan pemberian vaksin kosong pada pelajar di SD Wahidin beralamat di Jalan KL Yos Sudarso, Kota Medan, Sumatera Utara berlanjut. Ternyata, korbannya bertambah menjadi dua orang.
"Jadi dari pengembangan yang tadinya kita lakukan penyelidikan terhadap satu orang yang viral di video dari pengembangan ada 2 korban," ucap Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Hadi Wahyudi kepada wartawan di Mako Polda Sumut, Selasa 25 Januari 2022.
Kasus ini, sebelumnya ditangani oleh Polres Pelabuhan Belawan ditarik ke Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut. Hadi menjelaskan pihaknya sudah melakukan pemeriksaan 13 orang saksi.
Baca juga: Kandidat Kepala Otorita IKN Mulai Mengarah, Ridwan Kamil Masuk Bursa
"Dua korban dan dua orang tua korban juga sudah kita mintai keterangan," sebut Hadi. Namun, ia belum membeberkan identitas satu korban baru dugaan pemberian vaksin kosong tersebut.
Hadi mengungkapkan pihaknya tidak mau terburu-buru menetapkan tersangka dalam kasus pemberian vaksin kosong tersebut. Karena, dilakukan penyelidikan yang cermat dan teliti dalam penanganan kasus ini.
"Jadi proses penyelidikan ini, dilakukan cermat teliti dan kita tidak terburu-buru menetapkan seseorang jadi tersangka. Karena kita langkah yang harus dilakukan, audit bapak Kapolda," jelas Hadi.
Kemudian, Hadi menjelaskan, sudah memerintahkan Kepala Bidang ke kedokteran bekerjasama dengan IDI melakukan audit dengan jumlah vaksin yang disiapkan dan capaian target pada hari itu, serta sisa vaksin pada hari itu, yang semuanya akan dilakukan audit.
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja menjelaskan vaksinasi anak berusia 6-11 tahun digelar oleh Polsek Medan Labuhan bersama RS Delima di SD Wahidin di Jalan KL Yos Sudarso, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Senin 17 Januari 2022.
"Yang kita ketahui bersama tentang kegiatan vaksinasi terhadap anak," sebut Tatan dalam jumpa pers di Mako Polres Pelabuhan Belawan, Jumat sore, 21 Januari 2022.
Di sekolah SD tersebut, Tatan mengatakan pihak Polsek Medan Labuhan bekerjasama dengan RS Delima, yang diinisiasi Polres Pelabuhan Belawan menggelar vaksinasi terhadap 500 siswa. Namun, baru divaksin 460 pelajar.
Tatan mengungkapkan pasca video viral tersebut, pihaknya melakukan penyelidikan dan mengamankan dr G sebagai petugas vaksinator yang viral tersebut untuk dimintai keterangan terkait dugaan pemberian vaksin kosong.
Meski sudah diamankan dan mintai keterangan, petugas kepolisian belum membeberkan secara detail apakah benar vaksin kosong yang disuntikkan ke siswi tersebut. Kemudian, juga tidak disebutkan terhadap status dr G dalam penyelidikan tersebut.
Dalam penyelidikan ini, Tatan mengungkapkan pihaknya juga berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumut dan Medan. Selanjutnya, barang bukti diamankan, yakni bekas jarum suntik kegiatan vaksin tersebut, buku agenda terkait dengan daftar anak yang divaksin.
"Polda Sumut bersama Pemprov dan pemkab termasuk stakeholder lainnya, merespons cepat terkait hal hal yang berhubungan dengan vaksinasi hal ini. Kita ketahui bersama merupakan percepatan program mengantisipasi COVID-19," ucap mantan Kabid Humas Polda Sumut itu.
Tatan menjelaskan bahwa dalam penyelidikan kasus viral ini, pihaknya belum ada menetapkan tersangka. Karena, perlu melakukan pengalihan informasi dan keterangan dari saksi-saksi, termasuk saksi ahli.
"Ini masih tahap penyelidikan, kita memberikan keyakinan pada rekan rekan (media). Ini masih berproses, kami tetap menggandeng dari pihak IDI untuk menindaklanjuti video viral," kata mantan Wakapolrestabes Medan itu.