Masalah Kesehatan Intai Suku Baduy, Negara Gagal Penuhi Hak Dasar
- bbc
- `Khawatir jadi sumber kemusyrikan`, pembangunan makam Sunda Wiwitan dilarang
- Bidan kaum pinggiran, menolong ibu hamil sampai merawat pasien stroke
- Kemiskinan membuat perempuan Asia lebih sulit membeli produk terkait menstruasi
Omat dan tim harus berjalan kaki membawa peralatan operasi dan obat-obatan, termasuk linen untuk alas operasi. Tindakan medis ini juga termasuk operasi besar, sehingga mereka butuh membawa peralatan dan obat bius.
Omat dan dua perawat berhasil menyelesaikan operasi dalam waktu dua jam, nyaris tanpa hambatan, meski diwarnai ibu pasien pingsan akibat tidak tahan melihat anaknya dibedah.
Dalam bahasa medis, Atirah mengalami patah tulang dengan infeksi (osteomyelitis) yang sudah meluas dan kronis. Asupan gizi yang kurang turut memperparah kondisinya.
"Kalau tulang membusuk, ancaman paling ringan adalah kehilangan kaki. Paling berat, kalau busuknya semakin meluas jadi sepsis, bisa mengancam nyawa," jelas Omat.
Tindakan bedah di klinik yang berlokasi di perbatasan Baduy dan Kampung Kebon Cau ini menarik atensi warga lokal.
Arif menuturkan, ratusan warga Baduy Dalam turut menunggu proses operasi di luar klinik. Ketika operasi selesai, Juli dan sejumlah warga Baduy lainnya memberi hadiah pisang tanduk, gula aren, dan durian.
Ini, buat Omat, sangat menyentuh hati.
"Saya jadi teringat pesan ibu saya dulu, `Nanti suatu saat setelah jadi dokter, meskipun kamu dibayar dengan ayam, hasil-hasil alam, tapi kepuasannya akan jauh luar biasa dibandingkan dibayar dengan rupiah`.
"Saya mengalami sendiri kemarin. Ucapan terima kasih mereka kelihatan tulus sekali. Gula, pisang tanduk, itu luar biasa. Baru pertama kali saya dibayar seperti itu," ungkap Omat.
Tiga minggu pascaoperasi, kondisi Atirah dilaporkan semakin membaik. Pada pemeriksaan Jumat (31/12/21), Omat mengatakan, lukanya sudah sembuh dan tanda-tanda infeksi sudah hilang. Tulang tungkai yang patah dimobilisasi dengan gips.
"Pada anak-anak [tulang] cepat nyambung, kalau infeksinya sudah diatasi," kata dokter spesialis ortopedi di tiga rumah sakit di Kota Serang, Banten ini.
Keadaan Atirah yang semakin membaik ini membuat Juli lega. Menurut dia, Atirah kini sedang dilatih berjalan. Kepada dokter dan relawan yang telah membantu menyembuhkan anaknya, Juli menyampaikan pesan singkat.
"Saya mah bilang hatur nuhun saja," kata Juli lirih.
Setiap bulan ada bayi meninggal
Atirah bukan satu-satunya kasus medis di komunitas Baduy Dalam yang harus ditangani tim medis secara "on the spot".
Setelah operasi Atirah yang sukses, tim medis dan relawan Klinik Saung Sehat kembali mendatangi pasien di Kampung Cibeo, seorang laki-laki yang mengalami retensi urin karena pembesaran kelenjar prostat.
"Pasien sudah 20 hari tidak bisa buang air besar dan kecil. Kondisi perut sudah membesar karena air dari kandung kemih tidak bisa keluar," sebut Arif yang juga mendampingi tim medis.
Pasien yang berusia 60 tahun ini, lanjut Arif, awalnya mau dioperasi, tapi adat melarangnya. Akhirnya, pasien hanya dipasang kateter dan diberi obat.
"Alhamdulillah langsung kempes perutnya dan air kencing keluar empat kantung," jelas Arif.