Kisah Korban Kekerasan Seksual Usia Dini: 'Trauma Dibawa Sampai Mati'
![BBC Indonesia](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2022/01/21/61ea06ce9fcd8-kisah-korban-kekerasan-seksual-saat-usia-dini-di-indonesia-trauma-yang-akan-dibawa-sampai-mati_665_374.jpg)
- bbc
Kekerasan seksual juga dialami Bayuni (bukan nama sebenarnya) ketika usianya sekitar tiga sampai empat tahun.
Pelakunya adalah tetangganya sendiri, yang duduk di bangku SMP. Dia melakukan tindakan yang tidak pantas terhadap Bayuni berulang kali, sampai akhirnya ibu Bayuni memergoki perbuatan pelaku.
"Saya waktu itu kan sama sekali nggak ngerti apa-apa. Di pikiran saya waktu itu cuma ini ngapain sih?" kata Bayuni.
Orang tua Bayuni lantas membawa anaknya ke dokter untuk diperiksa. Tangisan orang tuanya masih terekam baik di memori Bayuni, tapi waktu itu dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
"Waktu itu saya masih terlalu kecil. Dibilang nangis juga nggak, sedih juga nggak, marah juga nggak karena saya nggak tau apa yang terjadi."
Bayuni baru memahami kejadian itu setelah dewasa, tepatnya saat kuliah, ketika mulai banyak informasi soal apa itu kekerasan seksual.
Tapi, sama seperti Adira, Bayuni tidak mengetahui hal itu berdampak besar dalam hidup mereka ketika masalah demi masalah menghampiri, sampai akhirnya harus berkonsultasi dengan psikolog.
Trauma berkepanjangan
Adira merasa hidupnya mulai berantakan ketika dia menyadari begitu banyak kegagalan dalam menjalani hubungan. Pernikahannya pun harus kandas. Saat mencoba bangkit dan memulai hubungan yang baru, hal itu tidak berjalan lama dan pengalaman buruk harus kembali terulang.
"Aku nggak bisa membela diriku sendiri atau aku kadang nggak tau apa yang aku mau dari sebuah hubungan. Aku membiarkan saja orang mau apa terhadapku karena mungkin dari kecil diperlakukan seperti itu ya," kata Adira.