Klaster Sekolah di Malang Meluas, Kini Siswa MIN 1 Terpapar COVID-19
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang, Jawa Timur, terpapar COVID-19. Sekolah itu satu kompleks dengan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang yang berada di Jalan Bandung.
Kepala MIN 1 Kota Malang Suyanto mengatakan, siswa mereka yang terpapar COVID-19 berasal dari klaster keluarga. Informasi itu mereka terima dari Puskesmas Arjuno, berbeda dengan kasus 37 siswa dan guru MAN 2 Kota Malang yang terpapar COVID-19 sebelumnya meski berada dalam satu kompleks.
"Ini klaster keluarga: suami, istri, dan dua anak. Satu anak merupakan siswa kami kelas 3B, adiknya siswa BA Restu (Taman Kanak-kanak). Terpapar karena ayahnya kerja di luar Malang, lalu pulang ke rumah mengalami gejala. Ternyata hasil tesnya positif COVID-19," kata Suyanto, Kamis, 20 Januari 2022.
Sebagai langkah antisipasi, sekolah langsung memutuskan pembelajaran tatap muka dihentikan dan kembali ke metode pembelajaran secara daring. Otoritas sekolah juga langsung melakukan rapid test antigen dengan metode swab (usap) secara massal kepada para siswa kelas 3 B yang berada satu kelas dengan siswa yang terjangkit COVID-19.
"Siswa yang terpapar COVID-19 sebelumnya saat ini isolasi mandiri dan fokus penyembuhan. Hasil swab antigen hari ini, tidak ditemukan reaktif dari guru dan siswa; setelah dua minggu kita akan mulai pembelajaran tatap muka lagi,” ujar Suyatno.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif mengatakan, rapid test antigen sebagai langkah preventif dalam penanganan COVID-19. Jika hasilnya positif maka akan dilakukan isolasi mandiri bersama keluarga di rumah karena masih anak-anak. Isolasi mandiri dengan syarat anak-anak itu dibatasi mobilitasnya serta didampingi oleh orangtuanya.
Seorang wali murid MAN 1 Malang, Shandy, mengaku terkejut dengan kabar seorang siswa terpapar COVID-19. Dia mengetahui informasi ini dari grup Whatsapp wali murid. Namun dia menyambut baik langkah rapid test antigen secara massal kepada para siswa di kelas yang ada siswanya terinfeksi.
"Ini demi kebaikan bersama supaya virusnya tidak menyebar, sehingga kami aktif untuk datang ke sekolah melaksanakan swab (rapid test antigen dengan metode swab). Semoga hasilnya negatif," kata Shandy.