5.017 Kepala Keluarga di 6 Kecamatan Pasuruan Terdampak Banjir
- BNPB
VIVA – Banjir mengepung enam kecamatan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, setelah pada Senin, 17 Januari 2021, pukul 19.00 WIB, Sungai Rejoso meluap dan mengakibatkan 12 desa terendam.
"Banjir dilaporkan sempat surut namun air kembali naik dengan ketinggian bervariasi mulai 50 cm hingga 100 cm," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Selasa, 18 Januari 2022..
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mendata, warganya sebanyak 5.017 Kepala Keluarga (KK) di enam kecamatan terdampak banjir.
Adapun enam kecamatan terdampak antara lain Kecamatan Gondang Wetan tepatnya Desa Sekarputih, Kecamatan Kraton tepatnya Desa Tambakrejo. Kemudian Kecamatan Grati tepatnya Desa Kedawung Kulon, Kecamatan Gempol tepatnya Desa Gempol.
Selanjutnya Kecamatan Beji tepatnya Desa Kedungringin dan Desa Kedungboto. Kemudian Kecamatan Rejoso dengan desa terdampak antara lain Desa Kedungbako, Toyaning, Rejoso Kidul, Sedangrejo, Jarangan dan Patuguran.
Pantauan kondisi di lokasi kejadian pada hari ini, cuaca hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Hal ini menambah kekhawatiran warga banjir akan semakin meluas.
Petugas BPBD bersama tim gabungan terus berkoordinasi dengan instansi terkait guna membantu warga terdampak, evakuasi warga yang rumahnya terendam juga terus dilakukan dengan menggunakan perahu karet.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui laman websitenya melansir bahwa sejumlah wilayah di Jawa Timur masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, disertai angin kencang dan petir termasuk wilayah Kabupaten Pasuruan.
Dengan adanya peringatan dini yang dikeluarkan BMKG tersebut, BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, angin puting beliung maupun tanah longsor.
Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan seperti melakukan susur sungai bersama para ahli untuk membersihkan material yang menghambat aliran air, pemantauan dan pemeliharaan kondisi tanggul, serta memantau peningkatan debit air ketika wilayah pemukiman diguyur hujan lebat.
"Selain itu juga patut diwaspadai munculnya penyakit yang mengancam warga pascabanjir seperti diare, malaria, demam berdarah maupun penyakit kulit," ujarnya.