5 Fakta Jasad Utuh di Subang Setelah Terkubur Selama 17 Tahun

Jasad masih utuh di Subang setelah 17 tahun terkubur
Sumber :
  • TvOne

VIVA –  Baru-baru ini telah terjadi kehebohan di Kampung Cikadu, Desa Tanjungsiang, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Jawa Barat yang menggegerkan warga sekitar dan media sosial lantaran didapati jasad utuh dari seorang guru ngaji setelah dikubur selama 17 tahun yang lalu. 

Heboh Dedi Mulyadi Kerahkan 23 Pengacara Kawal Kasus Anak SD Korban Bullying di Subang Hingga Tewas

Keajaiban tersebut pun viral di media sosial karena direkam oleh mantan murid ngajinya saat proses jasad gurunya itu akan dipindahkan.

Sosok guru ngaji yang jasadnya masih utuh itu dikenal sebagai tokoh masyarakat sekitar di Kampung Cikadu yang bernama Ustadz Muhya bin Rudia. Berikut fakta-fakta dari kisah jasad utuh dari seorang guru ngaji setelah 17 tahun terkubur, mengutip dari TvOne. 

Sempat Dirawat, Bocah Kelas 3 SD di Subang Meninggal Usai Jadi Korban Perundangan Kakak Kelas

1. Sudah 17 tahun terkubur

Diketahui, jasad dari seorang guru ngaji yang bernama Ustadz Muhya bin Rudia ini sudah meninggal sejak tahun 2004 silam yang berarti sudah dikuburkan 17 tahun lamanya. Namun seperti yang dapat terlihat bahwa jasadnya masih utuh dan tidak hancur sama sekali saat makamnya dibongkar untuk dipindahkan. 

Peran Relawan Sahabat Yoshua Menangkan Calon Pilkada Diusung Gerindra dan KIM di Daerah SMS

2. Jasad masih utuh

Berdasarkan pengakuan dari penggali kubur Ace Kosasih, jasad yang semasa hidupnya dikenal sebagai tokoh masyarakat di sekitar Kampung Cikadu, Subang itu kondisinya masih dalam keadaan baik. Bahkan kulitnya masih menyatu dengan tulang-belulangnya. Jasad alm Ustadz Muhya bin Rudia bahkan diakui seperti jasad yang diawetkan karena terlihat masih kering. 

3. Jasad mengeluarkan bau yang harum

Ace juga mengatakan bahwa tidak ada bau yang ditimbulkan sama sekali, melainkan jasad mengeluarkan bau yang harum. Menurutnya, jasad pada umumnya itu sudah membusuk setelah dikuburkan paling lama 5 bulan sedangkan jasad alm Ustadz Muhya bin Rudia ini malah masih kering dan tidak hancur apalagi busuk.

4. Makam dipindahkan 

Alasan warga sekitar dan keluarga memindahkan makam sang guru ngaji tersebut adalah karena mereka melihat makam alm Ustadz Muhya bin Rudia berada dekat kandang ternak domba sehingga dianggap kurang layak untuk mendiang guru ngaji tersebut. Maka dari itu warga berinisiatif untuk memindahkan makamnya ke tempat yang jauh lebih layak. 

5. Makam yang baru

Jasad alm Ustadz Muhya bin Rudia yang sudah meninggal sejak 17 tahun lalu dan menjadi tokoh masyarakat di Kampung Cikadu itu akhirnya dibongkar dan dipindahkan ke makam yang baru yang jaraknya tak jauh dari lokasi makam sebelumnya yakni di pemakaman Kampung Cikadu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya