Beberapa Bangunan di TN Ujung Kulon Rusak akibat Gempa Banten

Kerusakan atap dan genting aula pusat ECO edutourism pascagempa di Kampung Legon Pakis, Desa Ujung Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat, 14 Januari 2021.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Gempa yang mengguncang wilayah Banten, pada pukul 16.05 WIB, Jumat, 14 Januari 2022, mengakibatkan sejumlah bangunan di Taman Nasional Ujung Kulon mengalami kerusakan, kata Kepala Subbagian Tata Usaha (KSBTU) Balai TN Ujung Kulon Dudi Mulyadi.

Puteri Qatrunnada, Relawan Dokter Muda Bertaruh Nyawa di Tengah Bencana

"Berdasarkan informasi lapangan bahwa dampak gempa berkekuatan 6,7 SR (Skala Richter) telah menyebabkan banyak sekali bangunan yang rusak dan hancur terutama atap genting dan tembok retak-retak dan roboh," katanya ketika Jumat malam, sebagaimana dilansir dari ANTARA.

Ia menyebut beberapa bangunan yang rusak itu.

Cerita Korban Gempa Jadi Andalan DIY di Tenis Kursi Roda Peparnas 2024

"Saat ini terkonfirmasi beberapa bangunan pusat ECO edutourism terkondisikan rusak berat di mana atap genting berjatuhan dan plafon hancur. Begitu pula kantor seksi PTNW II atap gentingnya berjatuhan," katanya.

Ilustrasi - Seismograf, alat pencatat getaran gempa.

Photo :
  • ANTARA
Ahmad Ali-Abdul Karim Sediakan Layanan Kesehatan Gratis Bagi Penyintas Gempa dan Tsunami Palu

Saat ini petugas di Pulau Panaitan, Pulau Peucang, dan Cibunar di Semenanjung Ujung Kulon telah terhubung via telepon dan aplikasi pesan serta berada dalam kondisi baik.

Balai TN Ujung Kulon telah mengimbau para petugas untuk terus waspada akan potensi gempa susulan.

Selain itu, petugas yang berada di Pulau Panaitan dan Peucang pada Sabtu akan dievakuasi sambil pergantian sif kerja untuk 15-30 Januari 2022.

Gempa magnitudo 6,6 mengguncang wilayah Banten pada Jumat sore. Episentrum gempa berada 132 kilometer barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten, di kedalaman 40 kilometer.

Gempa itu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi. Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperlihatkan bahwa gempa itu memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.

BMKG juga melaporkan telah terjadi lima gempa bumi susulan usai gempa pertama. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya