Akun Twitter Pemkot Depok Retweet Cari Keluarga Pembunuh Laskar FPI

Tangkapan layar akun Twitter Pemkot Depok me-retweet.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Heboh di media sosial terkait akun Twitter resmi milik Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang me-retweet pesan dari salah satu akun yang mengajak menyebarkan informasi keluarga terduga pembunuh laskar FPI dalam tragedi Km 50. Akun Twitter @mca_62 yang mem-posting kicauan tersebut dan di-retweet @pemkotdepok pada Sabtu 8 Januari 2022.

Dituding Galang Dana ASN untuk Salah Satu Paslon Pilkada, Ini Jawaban Wali Kota Depok

Akun @mca_62 mengunggah sebuah foto seorang anggota kepolisian diduga Ipda M Yusmin Ohorella serta tulisan caption 'pelaku penembak laskar'. Ipda M Yusmin merupakan salah seorang terdakwa dalam kasus dugaan pembunuhan laskar FPI.

Dalam cuitannya itu, akun @mca_62 juga menulis kalimat tambahan.

Heboh! Amanda Manopo Diduga Temani Arya Saloka Hadiri Busan International Film Festival 2024

"Sebarkan.... Cari info tentang keluarganya," tulis @mca_62 seperti dikutip VIVA, Senin, 10 Januari 2021.

Terkait itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok, Manto mengatakan peristiwa itu diduga karena akun Twitter resmi Pemkot Depok diduga di-hack oleh orang tidak bertanggungjawab.

Raih Penghargaan Penataan Transportasi, Pemkot Depok Kena Bully Warganet

"Admin tidak tahu apa-apa, dia tidak pernah me-retweet info tersebut. Kemungkinan ada yang hack," kata Manto kepada wartawan, Minggu, 9 Januari 2022.

Dia mengatakan rencananya, Pemkot Depok juga masih menelusuri. Ia bilang pihaknya akan melakukan rapat internal untuk membahas persoalan tersebut termasuk kroscek terhadap pegawai yang bertugas sebagai admin.

"Saya akan tanyakan langsung kepada adminnya. Saya akan kroscek betul bagaimana kronologisnya," jelas Manto.

Briptu Fikri (kemeja putih), terdakwa kasus penembakan laskar FPI

Photo :
  • VIVA/Vicky Fajri

Dia menjelaskan, akun medsos resmi Pemkot Depok hanya dijalankan oleh satu admin. Dia mengaku juga tidak bisa mengakses akun tersebut. Kata dia, setiap unggahan akun Twitter di medsos memiliki pertanggungjawaban.

"Jadi, setiap postingan itu harus sepengetahuan kepala bidang. Dan, saya juga sudah konfirmasi ke kepala bidang. Dia juga tidak merasa mengizinkan retweet itu," tutur Manto.

Pun, ia menyebut pasca kejadian tersebut, untuk sementara akun Twitter Pemkot Depok dinonaktifkan. Begitu juga pegawai yang jadi admin.

"Untuk sementara akun itu kita off dulu. Dan, adminnya juga kita nonaktifkan," kata Manto.

Setelah viral, postingan itu tiba-tiba di-unretweet atau dihapus dari akun Twitter resmi Pemerintah Kota Depok pada Minggu sore.

Sebelumnya, retweet Pemkot Depok itu memantik pertanyaan dari sebagian netizen. Sebagian netizen mempertanyakan maksud admin medsos Pemkot Depok. Bahkan, ada netizen yang menyebut cara admin me-retweet seperti membuat Kota Depok seperti makin ngawur.

"Luar biasa, admin Pemkot Depok meretwit cuitan ajakan untuk memburu anggota polisi dan keluarganya. Apakah Depok sudah menjadi kota FPI dan HTI? Kota ini menjadi kota yang semakin ngawur," kicau akun @ViyasaBagoes.

"Bisa bisanya orang radikal bisa masuk ke Pemerintahan Pemkot Depok, ini sudah fatal harus ada tindakan tegas untuk mengatasi ini, langkah Hebat Jokowi di perlukan," kata @Akutamv64770472.

Adapun Ipda M Yusmin Ohorella merupakan salah seorang terdakwa kasus dugaan pembunuhan dan penganiayaan terhadap laskar FPI di Km 50. Selain Ipda M Yusmin, ada juga terdakwa lain Briptu Fikri Ramadhan. Keduanya kini masih jalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya