Inovasi Muncul di SPBU, Ada Alat Pengisian Nitrogen bak ATM

Alat pengisian nitrogen, My Nitro.
Sumber :
  • VIVA/Cahyo Edi

VIVA – Meningkatnya kebutuhan nitrogen untuk mengisi ban kendaraan bermotor mulai nampak di sejumlah daerah di Indonesia. Sejumlah keuntungan dari nitrogen diklaim lebih baik dibandingkan pengisian ban dengan udara biasa.

Heboh Shell Bakal Tutup Seluruh SPBU di Indonesia, Menteri Bahlil: Kabar Burung Lah

Sayangnya kebutuhan ini belum sejalan dengan stasiun pengisian Nitrogen yang saat ini umumnya hanya tersedia di SPBU di Indonesia. Merespons hal ini, perusahaan IT asal Yogyakarta Widya Production yang menggandeng CV Mucha Persada dan PT Aneka Gas Industri (Samator) mencoba mengembangkan My Nitro.

Product Manager Widya Robotics untuk project My Nitro, Awal Rahandito mengatakan, My Nitro adalah alat dengan layanan terpusat pom nitrogen dan tambal ban yang dapat digunakan secara otomatis dan self service seperti mesin ATM.

Kenapa SPBU Asing Kesulitan Bertahan di Indonesia? Ini Penyebabnya!

Awal menceritakan bahwa My Nitro mulai dikembangkan sejak tahun 2019 dan resmi launching pada bulan Juli 2020. Awal menyebut di tahun 2021 produksi My Nitro dilakukan sesuai permintaan (by order), namun di tahun 2022 mulai dipasarkan secara umum dan diproduksi massal.

"Saat ini sudah digunakan di 34 lokasi di 18 Kota di antaranya adalah, di rest area tol Jakarta - Semarang, beberapa SPBU di Serang, SPBU di Bandara Soekarno Hatta, beberapa SPBU di Bandar Lampung, beberapa SPBU di Palembang, Balikpapan dan Pontianak," kata Awal, Sabtu 8 Januari 2022.

SPBU di Sleman Diduga Manipulasi Pompa, Mendag: Kerugian Masyarakat Rp 1,4 Miliar Per Tahun

Ilustrasi SPBU Pertamina

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Awal memaparkan My Nitro bukan sekadar alat pengisian nitrogen tapi juga menjadi solusi untuk pengguna yang kesulitan untuk melakukan pembayaran atau sudah mengurangi penggunaan uang tunai. Pembayaran bisa dilakukan secara cashless karena My Nitro sudah terhubung dengan beberapa layanan dompet digital dengan QRIS.

"Alat ini dapat dioperasikan secara mandiri atau self service oleh pengendara. Caranya dengan memilih jenis kendaraan, memilih layanan, mengisi data jumlah ban untuk dilakukan pengisian nitrogen atau tambal ban, kemudian melakukan pembayaran. Setelah pembayaran selesai, pengendara dapat melakukan pengisian udara nitrogen sesuai data yang telah diisi," terang Awal.

Awal menjelaskan siapapun dapat memiliki pom pengisian nitrogen My Nitro ini sebagai lahan usaha dan ditempatkan di lokasi fasilitas publik seperti SPBU, minimarket, tempat parkir umum, dan lainnya. Selain itu, setiap penjualan dan keputusan akan diolah dalam bentuk analisis dan tersimpan di database dengan aman dan aktual.

"Setelah My Nitro versi pertama rampung, selanjutnya dilakukan juga pengembangan berdasarkan feedback yang diterima. Pengembangan ini adalah dengan meningkatkan performance supaya proses pengisian nitrogen bisa dilakukan lebih cepat," terang Awal.

Awal berharap My Nitro menjadi solusi bagi semua pihak yang terlibat yaitu pengendara yang membutuhkan fasilitas pengisian nitrogen yang mudah dan tersebar. Selain itu peluang kebutuhan nitrogen dengan alat My Nitro ini menjadi pilihan usaha bagi para investor.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya