Sejarah dan Budaya Boneka Arwah, Bagaimana Dilihat dari Sisi Agama
![Ilustrasi. Proses pembuatan boneka realistis. BBC Indonesia](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2022/01/07/61d81573a747c-boneka-arwah-alias-spirit-doll-antara-kebudayaan-impor-dan-tabrakan-dengan-agama_665_374.jpg)
- bbc
Sama seperti tren jimat-jimat lainnya, di Thailand, popularitas luk thep kini telah memudar.
Masyarakat Barat, di sisi lain, memanfaatkan boneka-boneka hiper-realistis antara lain sebagai alat terapi.
Di tahun 1990-an, para seniman boneka menginginkan boneka yang terlihat seperti bayi betulan.
Maka mereka pun memodifikasi boneka vinyl yang sudah ada - menambahkannya dengan cat kebiruan di bagian dalam boneka, mengaplikasikan berlapis-lapis cat warna kulit dan menggambar pembuluh darah, mengganti mata dengan bola kaca, dan memasangi rambut satu per satu dengan cara micro-rooting.
Beberapa bahkan dipasangi alat elektronik yang bisa membuat boneka bergerak naik-turun sehingga tampak seperti bernapas, memiliki detak jantung, atau dipasangi pemanas sehingga terasa hangat saat disentuh.
Reborn doll, begitu mereka disebut karena berasal dari boneka biasa yang kemudian `terlahir kembali`, biasanya digunakan oleh perempuan sebagai alat terapi setelah kehilangan bayi.
https://www.youtube.com/watch?v=iOeF4ghpxqM&t=1s
Dikotomi masyarakat modern dan tradisional
Kembali kepada boneka arwah dan kepercayaan pemiliknya akan kekuatan spiritual yang dimiliki spirit doll, antropolog dari Universitas Indonesia, Iwan Meulia Pirous, menyebutkan sebuah teori dalam antropologi keagamaan.
"Praktik ritual keagamaan umumnya menciptakan suatu mood [baik], yang merupakan efek sosial," sebut Iwan, menambahkan bahwa hingga kini belum ada studi yang mempelajari khusus tentang boneka arwah.