Ribuan Pengungsi di Semeru Menanti Kepastian Relokasi
- bbc
Proyek hunian sementara ditangani oleh BNPB. Sementara proyek hunian tetap akan dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Menurut Abdul, proyek huntara menggunakan anggaran yang sudah didonasikan oleh masyarakat, melalui rekening Baznas.
Dari sekitar 80 hektare lahan yang tersedia, sekitar 40 hektare akan dibangun perumahan, dan 40 hektare sisanya akan dibangun fasilitas umum dan fasilitas sosial.
Kemungkinan untuk menyediakan lahan garapan bagi pengungsi juga kini tengah dipertimbangkan. Hal ini bergantung pada ketersediaan dan keamanan lokasi lahan dari guguran awan panas Semeru.
Pada Rabu (05/01), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa mengunjungi lahan relokasi, ia memberikan estimasi kapan huntara bisa selesai dibangun.
"Perkiraan Dandim [Komandan Distrik Militer] sebagai satgas di sini dan pak bupati, huntara kemungkinan dalam satu bulan selesai," kata Khofifah di lapangan.
"Mungkin akan ada yang support untuk kebutuhan rumah tangga, mereka masuk rumah sudah ada isinya."
Pelajaran dari Semeru: mitigasi bencana harus ditanggapi dengan serius
Agus Sutikno tinggal di wilayah yang kini terdampak erupsi Semeru selama puluhan tahun.
Bahkan karena merasa betah dan aman mendiami wilayah itu, Agus memutuskan untuk membeli lahan di seberang sungai Besuk Sat yang ia tinggali bersama istri dan dua anaknya yang berusia 10 tahun dan 6 tahun.
Menurutnya, selama ia tinggal di wilayah itu, ia tidak pernah mendapat peringatan apapun mengenai bahayanya maupun informasi dan edukasi evakuasi jika terjadi bencana.
Saat erupsi berlangsung pada awal Desember lalu, istri Agus, Leni Marlina sempat mengambil video. Saat ia melihat kepulan awan berubah menjadi gelap dan abu berguguran dari langit, barulah ia merasa bahwa ada bahaya yang mengancam.
Ia menyelamatkan anak-anaknya, mengumpulkan surat-surat berharga, dan masuk ke dalam kendaraan bersama suaminya.
"Waktu itu gelap seperti mati lampu," tutur Leni.