Gibran: Kalau Ada Privilege, Warga Diuntungkan, Bukan Saya
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menampik ada privilege atau perlakuan istimewa dari pemerintah pusat karena dia anak putra dari Presiden Joko Widodo sehingga program kerjanya sebagai wali kota cepat terlaksana.
Dia menjawab itu merespons tudingan sebagian kalangan bahwa sejumlah proyek di Solo, seperti pembangunan rel layang (elevated railway), cepat terlaksana ada karena ada campur tangan perlakuan khusus pemerintah pusat.
"Privilege apa? Prosesnya lama, seperti yang lain. Apa yang cepat, misalnya [elevated railway] enggak juga, prosesnya lama. Saya dengan Pak Menteri [Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat] koordinasi terus, lama," katanya dalam wawancara khusus dengan VIVA, sebagaimana dikutip, Rabu, 29 Desember 2021.
Dia mempersilakan warga yang menilai apakah dia mendapat privilege atau tidak. Namun, menurutnya, sekalipun memang mendapatkan privilege, umpama dalam pembangunan elevated railway, yang diuntungkan adalah masyarakat, bukan dia sebagai pribadi maupun wali kota.
"Ya, monggo warga saja yang menilailah, dan sekali lagi, kalaupun ada privilege, kan yang diuntungkan warga, bukan saya secara pribadi. Dan semuanya mendukung, kok, warga-warga sekitar; warga yang terpaksa harus dipisahkan, semuanya mendukung, dan tidak ada penolakan sama sekali," katanya.
Dia menjelaskan, elevated railway amat dibutuhkan warga karena setiap hari lalu lintas kendaraan di Simpang Tujuh semrawut. Dia mengaku selalu memantau situasi lalu lintas di sana melalui rekaman CCTV yang dipasang di sejumlah titik di Simpang Tujuh.
Fakta itulah, katanya, yang meyakinkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk memprioritaskan pembangunan elevated railway di Solo.
"Karena memang di situ sangat ruwet sekali. Sekali lagi, saya bilang tadi, ada jalan nasional Simpang Tujuh, ada kereta yang tiap menit lewat, ditambah lagi ada kereta bandara, bisa dibayangkan kemacetannya. Jadi mungkin dari Kementerian melihat ini salah satu prioritas--itu saja. Ini jalan yang menghubungkan ke banyak tempat soalnya, dan ini sangat mengganggu kegiatan ekonomi warga," katanya.
Untuk itu, dia menegaskan kembali bahwa proyek-proyek maupun program-program yang dicanangkan maupun telah berjala bukan karena privilege sebagai anak Jokowi, melainkan hasil usaha bahu membahu.
"Itu kan prosesnya juga lama, saya juga dibantu para lurah, camat, ada pokja-nya di situ juga. Semuanya kompak. Dari awal sampai akhir kami kawal terus. Kemarin, ada masukan-masukan warga, misalnya, sebelum dipindah, seperti apa saya juga hadir. Lalu ketika pembagian [uang] ganti rugi saya juga hadir. Saya kasih amplopnya satu-satu semua, secara personal. Saya tidak pingin ada yang dirugikan, demi kebaikan bersama," katanya.