Ini Alat Pendeteksi Tsunami di Indonesia

VDVC Tsunami
Sumber :
  • Tangkapan Layar

VIVA – Tsunami adalah sebuah gelombang air laut yang diakibatkan oleh pusaran air di bawah laut lantaran pergeseran lempeng, erupsi gunung berapi, jatuhnya meteor, atau tanah longsor. Tsunami bisa bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan bisa mencapai daratan dengan ketinggian gelombang sampai 30 meter.

Gempa yang diakibatkan pergerakan dasar laut atau pergeseran lempeng paling sering mengakibatkan tsunami. Seperti yang terjadi pada tahun 2006 Indonesia pernah mengalami tsunami dahsyat usai gempa bumi dengan skala 8.9 SR terjadi di Aceh. 

Untuk area yang mempunyai risiko tinggi gempa bumi atau tanah longsor, gelombang bisa mencapai pantai dalam beberapa menit, bahkan sebelum peringatan dikeluarkan. Area yang memiliki risiko besar apabila berlokasi kurang dari 25 meter di atas permukaan laut dan hanya beberapa meter dari garis pantai.

Nah, dalam sebuah kesempatan Semeidi Husrin datang ke studio VDVC Pulogadung, Jakarta Timur untuk membicarakan mengenai kesiapan Indonesia menghadapi bencana alam tsunami, berikut ulasan selengkapnya. 

Lalu, Bagaimana Kesiapan Indonesia Menghadapi Tsunami?

Indonesia Sudah Memiliki Alat Peringatan Dini Tsunami

Semeidi Husrin mengatakan bahwa Indonesia telah memiliki alat peringatan dini tsunami. Bahkan, dalam beberapa hal bisa dikatakan sudah jitu untuk mendeteksi gelombang tsunami. Meskipun ia dan tim Pusat Riset Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI harus terus meningkatkan penelitian dan pengetahuan mengenai tsunami. 

Sejak kejadian tsunami di Aceh tahun 2004 silam, Indonesia mulai bersiap siaga untuk kejadian tsunami yang berpotensi terjadi kedepannya. Sehingga tahun 2008 lahir peringatan dini tsunami di Indonesia. Pemerintah sampai saat ini masih mengandalkan sensor gempa bumi untuk peringatan dini tersebut. Terlebih untuk gempa bumi yang bisa mengakibatkan tsunami, maka akan bekerja dengan optimal. 

Mengenal Manfaat Spiritual di Balik Air Bersih dan Murni

Alat pendeteksi tsunami tersebut tidak akan berfungsi secara optimal apabila tsunami bukan disebabkan oleh gempa bumi. Seperti yang terjadi pada tahun 2018 lalu, yaitu tsunami Palu dan Selat Sunda. Tsunami di Palu sebelumnya ada gempa kemudian diiringi dengan longsor. 

Gempa bumi di Palu sebenarnya tidak mengakibatkan tsunami, tapi longsornya tersebut yang menyebabkan tsunami. Selat Sunda juga tidak dapat dideteksi oleh alat, karena adanya letusan gunung berapi dan longsor sampai mengakibatkan tsunami. 

Gempa 7,3 Magnitudo di Vanuatu, Korban Meninggal Menjadi 14 Orang

Inexpensive Device for Sea Level measurement (IDSL) atau PUMMA

IDSL atau PUMMA

Photo :
  • Tangkapan Layar
Gempa Magnitudo 7,3 Guncang Vanuatu, Berpotensi Tsunami!

Semeidi Husrin ingin menjelaskan bahwa tsunami yang bukan diakibatkan oleh bumi ternyata bisa berdampak dahsyat. Ini artinya untuk kasus di Indonesia harus diperkuat dan tidak cukup dengan yang sudah ada saat ini. Maka dari itu, PUMMA hadir untuk mendeteksi tsunami khususnya yang bukan diakibatkan oleh gempa bumi. 

Bahkan, Semeidi Husrin menegaskan bahwa PUMMA dipastikan dapat mendeteksi bila ada potensi tsunami. Ia mengatakan beberapa kasus tsunami terdeteksi dengan baik menggunakan alat tersebut. Termasuk bencana yang terjadi di Maluku tahun ini. Alat ini dapat mendeteksi anomali muka air di tempat tersebut. 

Daerah Penempatan PUMMA 

VDVC Tsunami

Photo :
  • Tangkapan Layar

PUMMA adalah alat stasiun pasangan surut air laut. Jadi, PUMMA diletakan di infrastruktur existing yang tersedia dan umumnya diletakkan di sejumlah pelabuhan. Ia bersama timnya juga masih meyakinkan bahwa alat tersebut akan sangat berguna untuk masa depan Indonesia terutama dalam mendeteksi adanya tsunami. 

Sampai saat ini, daerah perairan yang telah dipasang PUMMA ada di delapan titik. Mulai dari Selat Sunda dua alat, Sumatera Barat ada dua alat, dan di Selatan Pulau Jawa ada empat alat.

Alat Lebih Sensitif Harus Dipasang di Wilayah yang Berdekatan dengan Samudera

ilustrasi Tsunami Banten 2018

Photo :
  • Pexels

Semeidi Husrin menegaskan bahwa alat pendeteksi tsunami yang lebih akurat dan lebih bagus harus di pasang di beberapa daerah tersebut. Selain itu, wilayah yang berada di pesisir pantai samudera juga cukup banyak sehingga perlu adanya alat tersebut. 

Akan tetapi, penataan ruang di Tanah Air belum sepenuhnya bisa dilaksanakan, terlebih untuk yang berbasis mitigasi. Usaha tersebut sebetulnya sudah ada seperti pusat pemerintahan di Sumatera Barat yang akan di geser sedikit ke tengah untuk mengantisipasi adanya gelombang tsunami. 

Selain itu, ada juga usaha untuk melebarkan jalan yang berdekatan dengan pantai. Sehingga ini akan memudahkan masyarakat untuk berlari menjauhi garis pantai apabila suatu saat terjadi tsunami. Selain kesadaran, kata Semeidi, infrastrukturnya juga harus mendukung. 

Kearifan Lokal di Aceh

Tsunami di Aceh.

Photo :
  • http://ioc3.unesco.org

Di barat Aceh terdapat sebuah pulau yang bernama Semelu. Pulau kecil dengan penduduk lumayan banyak dan dekat sekali dengan pusat gempa Aceh tahun 2004 silam. Tetapi sangat luar biasa bahwa masyarakat yang tinggal di daerah tersebut sudah memiliki kearifan lokal. 

Masyarakat setempat menyebutnya sebagai smong atau dalam bahasa Indonesia tsunami. Jadi, ketika ada goyangan yang sangat besar tanpa adanya alat, tapi begitu luar biasa masyarakat setempat langsung secara otomatis evakuasi mandiri ke tempat yang lebih tinggi. Hal ini berdasarkan kejadian tsunami yang terjadi ratusan tahun yang lalu. 

Nah, untuk menyaksikan keseruan mengobrol dengan salah seorang anggota Pusat Riset Kelautan, Semeidi Husrin, simak video selengkapnya melalui kanal YouTube VDVC talk dalam acara Vois Podcast yang dipandu oleh Indy Rahmawati. Jangan lupa untuk subscribe, like, komen, dan share video tersebut kepada semua orang supaya memberikan pengetahuan lebih dalam mengenai tsunami. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya