11 Fakta Siswa Kelas 6 SD yang Diduga Meninggal Usai Divaksin
- VIVA.co.id/ Adi Suparman (Bandung)
VIVA – Siswa kelas 6 SDN Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Jombang, Jawa Timur yang masih berusia 12 tahun diduga meninggal dunia usai melakukan vaksinasi COVID-19 pada Selasa 28 Desember 2021. Vaksinasi yang dilakukan sang anak bahkan diketahui belum genap 24 jam. Berikut fakta-fakta yang telah dikumpulkan terkait meninggalnya siswa tersebut.
1. Melakukan vaksinasi dosis pertama
Pada Senin 27 Desember pagi, seorang bocah yang bertempat tinggal di Dusun Bendungrejo, Desa/Kecamatan Jogoroto, Jombang bernama Muhammad Bayu Setiawan melakukan vaksinasi COVID-19 pertama dengan jenis Pfizer yang diperuntukan untuk anak usia 6-11 tahun di Puskesmas Mojowarno dengan diantar sang ayah.
2. Dijadwalkan ikut vaksinasi lebih awal
Sebelum akhirnya melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama pada Senin (27/12/2021), Bayu sempat dijadwalkan untuk mengikuti vaksinasi dari sekolahnya pada Kamis (23/12/2021). Namun karena kondisinya yang baru saja dikhitan pada Minggu (19/12/2021) maka jadwal tersebut dimundurkan.
3. Hasil pemeriksaan kesehatan Bayu baik
Berdasarkan hasil Screening (pemeriksaan kesehatan), kondisi Bayu dikatakan baik oleh Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jombang Haryo Purwono. Pihaknya pun mengatakan tidak akan berani untuk melanjutkan vaksinasi apabila kondisinya tidak baik.
4. Kondisi Bayu masih baik-baik saja
Pasca vaksinasi dosis pertama yang dilakukan, Kondisi Bayu baik-baik saja dan sempat tertidur sekitar pukul 13.00-14.00 WIB siang. Setelah bangun pun kondisinya masih normal. Bahkan pada sekitar pukul 15.00 sang anak sempat bermain sepak bola dan makan bakso dengan sang kakak perempuannya.
5. Mengalami demam dan muntah
Pada tengah malam seitar pukul 00.00, sebelum meninggal Bayu sempat mengalami demam dan muntah-muntah. Padahal sebelumnya kondisi Bayu diketahui normal-normal saja pasca melakukan vaksinasi dosis pertama. Bahkan bocah tersebut dikenal jarang mengalami sakit-sakitan.
6. Dibawa ke puskesmas untuk diperiksa
Setelah mengalami demam dan muntah-muntah hingga menjelang subuh dan tak kunjung ada perubahan, sekitar pukul 04.00 pagi pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk membawa Bayu ke Puskesmas Mayangan di Kecamatan Jogoroto untuk diperiksa oleh tim medis.
7. Dinyatakan meninggal dunia
Tak lama setelah dibawa dan diperiksa oleh tim medis di Puskesmas Mayangan, Kecamatan Jogoroto, nyawa Bayu akhirnya tidak dapat tertolong lagi dan dinyatakan telah meninggal dunia pada pukul 05.00 pagi. Menurut keterangan dari Sodirin selaku Kepala Desa Jogoroto, jenazah sang anak dimakamkan pada Selasa (28/12/2021) pukul 08.00 pagi.
8. Jenazah tidak diautopsi
Sebelum melakukan proses pemakaman, salah satu anggota dari Polsek Mojowarno juga didatangkan sebagai saksi oleh pihak desa. Keluarga dari pihak sang anak diketahui telah memutuskan untuk tidak melakukan autopsi dan mengikhlaskan Bayu. Sehingga jenazahnya dimakamkan tanpa adanya autopsi.
9. Penyebab kematian belum diketahui
Hingga kini kesimpulan penyebab dari meninggal Bayu masih belum diketahui. Apakah memang mempunyai riwayat penyakit, diakibatkan dari vaksinasi COVID-19 yang baru saja dilakukannya atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) atau juga karena penyebab lainnya.
10. Meninggal bukan karena vaksin
Meninggalnya siswa kelas 6 SD itu disebut bukan karena vaksin oleh otoritas terkait. Hal itu dikarenakan vaksinasi yang dilakukan terhadap Bayu menurut pihak otoritas tersebut sudah memenuhi syarat dan sesuai dengan prosedur yang ditentukan untuk anak usia 6-11 tahun.
11. Bukti-bukti masih dikumpulkan
Pihak P2P Dinas Kesehatan masih mengumpulkan bukti-bukti penyebab kematian Bayu mulai dari kronologi setelah vaksinasi dilakukan, riwayat penyakit yang mungkin dimiliki oleh Bayu hingga rekam medis yang juga mungkin ada di Puskesmas Mayangan dan Puskesmas Mojowarno.