Gerakan Pena Ingin Pendampingan Berkelanjutan Pasca Bencana
VIVA – Pendampingan dan pemberdayaan terhadap masyarakat terdampak bencana, semestinya juga bisa dilakukan secara berkelanjutan. Gerakan Pena, yang merupakan aksi sosial dari pebisnis muda dan aktivis, menggulirkan program tersebut.
Termasuk yang akan dijalankan mereka adalah terhadap pengungsi Gunung Semeru. Salah satu inisiator Gerakan Pena, Putra Aditya Hidayat menjelaskan, tidak jarang bantuan untuk korban tidak tepat sasaran. Karena apa yang disalurkan, tidak sepenuhnya menjadi kebutuhan mereka.
Untuk itu, kata Putra, perlu ada sumber daya manusia terutama generasi muda, untuk bisa ikut berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat pasca bencana. Gerakan ini juga kata dia, sebagai fasilitas untuk generasi muda agar memiliki kepedulian terhadap bencana.
"Penting bagi kita Gerakan Pena harus hadir. Kepedulian anak muda harus benar-benar di tempat yang tepat sasaran," kata dia, Selasa 28 Desember 2021.
Kepedulian terhadap bencana, menurut Gerakan Pena harus berkelanjutan. Karena donasi yang diterima menurutnya, tidak hanya saat bencana itu. Tetapi bisa berkelanjutan dengan pemberdayaan masyarakat yang terdampak.
"Bahwa kita tak bisa hanya beri doang, berdonasi, berkelanjutan apa nggak. Dikonsep cerdas berbagi kita ingin tidak hanya sampai donasi tapi ini nanti mereka tahu before dan after," jelasnya.
Danang Riyadi, salah satu penggagas lainnya menjelaskan pihaknya mengutamakan generasi muda untuk bisa ikut dalam proses pendampingan masyarakat pasca bencana. Bahkan dia mengaku, nantinya mereka yang lolos seleksi, akan dibekali dengan berbagai peralatan canggih.
Mereka menyebut sebagai mutant squad, yakni aksi pengabdian langsung kepada korban bencana. Nantinya akan dilakukan proses seleksi yang cukup ketat terhadap relawan yang ingin tergabung dalam mutant squad ini.Â
"Kami seleksi yang benar-benar tahan banting di lapangan," kata Danang.
Mereka yang diseleksi, sebelum terjun ke masyarakat terdampak bencana sebagai pemberdayaan lanjutan pasca bencana, tetap akan mendapat pelatihan. Dia menyebut, pelatihan akan diberikan oleh para dokter hingga psikolog. Karena pendampingan juga bisa menjadi trauma healing terhadap masyarakat.
Sementara inisiator lainnya yakni Sandy Prima Andana mengatakan, Gerakan Pena adalah ruang aktualisasi sosial bagi generasi muda. Bagaimana mereka terjun ke masyarakat, membantu melakukan pemberdayaan ke mereka.
"Jadi ini semcaram sekolah kehidupan bagi mereka ke depan," katanya.
Bahkan ke depannya, mereka ini nantinya akan mengembangkan sociopreneur atau kewirausahaan bagi masyarakat yang terdampak bencana. Menurutnya ini penting, agar generasi muda tersebut bisa menjadi enterpreneur sosial.
"Kita ciptakan ekosistem yang memakmurkan mereka. Ini roadmap-nya panjang. Kita ingin jadi arsitek peradaban di desa," katanya.