Korban Meninggal Akibat Erupsi Gunung Semeru Jadi 51 Orang
- Twitter @BNPB_Indonesia
VIVA - Erupsi Gunung Semeru pada awal Desember 2021 lalu menyisakan dampak korban jiwa, kerusakan fisik maupun pengungsian. Korban luka-luka akibat awan panas guguran masih mendapatkan perawatan intensif di fasilitas kesehatan hingga saat ini.
Korban Meninggal Tambah 1 Orang
Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan berdasarkan data Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Erupsi Gunung Semeru per 21 Desember 2021, pukul 18.00 WIB mencatat korban meninggal bertambah 1 jiwa sehingga total meninggal dunia akibat erupsi menjadi 51 jiwa. Dia mengatakan penambahan korban tersebut dari warga yang sebelumnya dirawat akibat luka bakar.
"Selain jumlah korban meninggal, Posko mencatat 5 potongan tubuh ditemukan di lokasi terdampak," kata Muhari melalui siaran persnya, Rabu, 22 Desember 2021.
Baca juga: BNPB Catat 8,26 Juta Orang Mengungsi akibat Bencana hingga 19 Desember
Pengungsi Jadi 10.395 Jiwa
Sementara itu, lanjut dia, jumlah warga mengungsi berjumlah 10.395 jiwa, yang tersebar di 410 titik pengungsian. Pengungsian terkonsentrasi di 3 kecamatan, yaitu Pasirian 17 titik dengan 1.746 jiwa, Candipuro 21 titik 4.645 jiwa dan Pronojiwo 8 titik 1.077 jiwa.
Sebaran titik pengungsi juga teridentifikasi di Kabupaten Lumajang, sedangkan di luar kabupaten tersebut, pengungsian berada di Kabupaten Malang 9 titik 341 jiwa, Blitar 1 titik 3 jiwa, Jember 3 titik 13 jiwa dan Probolinggo 1 titik 11 jiwa.
"Posko terus memutakhirkan data pengungsian akibat dampak erupsi Semeru," ujarnya.
Masa Tanggap Darurat Perpanjangan Kedua
Muhari melanjutkan di masa tanggap darurat perpanjangan kedua ini, salah satu prioritas posko yaitu penyiapan lahan relokasi. Posko dan pemerintah daerah telah menyiapkan lahan untuk pembangunan hunian sementara atau huntara.
Dia menyampaikan dua lokasi telah dipilih menjadi relokasi warga terdampak erupsi, yaitu di Desa Sumbermujur di Kecamatan Candipuro dan Desa Oro-Oro di Kecamatan Pronojiwo. Lokasi relokasi telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui surat keputusan Nomor 1256/MENLHK/SETJEN/PLA.2/12/2021.
"Area yang diperuntukkan untuk relokasi seluas total 90,98 hektar," tuturnya.